ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Sabtu, 31 Agustus 2013

Ringkasan Khotbah - YESUS TUHAN BAGI NEGERIKU - Pdt. Sylvia Soeherman

YESUS TUHAN BAGI NEGERIKU
(Rm. 13:1-7; 1 Tim. 2:1-2)

Ringkasan Khotbah Pdt. Sylvia Soeherman - Minggu 25 Agustus 2013

Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata "pemerintah?" Mungkin ada yang berkata "Saya bangga dengan pemerintah kita" karena memiliki pengalaman yang positif dengan pemerintah. Tetapi mungkin juga ada yang berpikir sebaliknya, "Saya menghadapi berbagai hal negatif ketika berhubungan dengan pemerintah negara ini."  Disadari atau tidak, pemikiran yang kita miliki terhadap pemerintah akan mempengaruhi sikap kita: menjadi seorang yang mau tahu atau tidak mau tahu terhadap pemerintah kita. Lalu bagaimana pandangan Alkitab tentang pemerintah?

Siapakah pemerintah itu?
Firman Tuhan dalam Roma pasal 1-11 berbicara tentang kehidupan lama, kehidupan dosa yang telah diubahkan oleh anugerah Allah. Karena anugerah itulah, maka pasal 12 diawali dengan kata "demi kemurahan Allah." Demi anugerah Allah yang besar itu, maka hendaklah kita hidup dalam kekudusan. Hidup dalam kekudusan dimulai dari perubahan cara pandang/cara berpikir kita, termasuk cara pandang kita terhadap pemerintah (pasal 13).
Dalam ayat 4, kata "pemerintah adalah hamba Allah" diulang dua kali. Pemerintah sebagai hamba Allah berarti orang-orang yang memperhatikan kelangsungan hidup orang banyak. Berdasarkan ayat 1, maka kita melihat bahwa siapapun pemerintah kita, Allahlah yang memilih mereka. Dalam kemahakuasaan-Nya, Allah memberikan pemerintahan kepada orang yang dikehendaki-Nya (seperti dicatat dalam Daniel 4). Pengangkatan dan penurunan seorang dari kursi pemerintahan merupakan otoritas Allah.
Karena itu, jika kita diberikan Allah sebuah jabatan di pemerintahan, ingatlah kita adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk memperhatikan kelangsungan hidup orang banyak. Jika kita bukan pegawai negeri atau pejabat pemerintah, kita perlu mengajar kepada anak-anak kita "siapakah pemerintah itu" karena mungkin suatu hari nanti Allah mempercayakan mereka untuk terlibat dalam pemerintahan negara ini.

Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap pemerintah?

a. Takluk/tunduk kepada pemerintah.
Kita tunduk karena pemerintah adalah hamba Allah bagi kebaikan. Mereka merancang sebuah sistem sehingga kehidupan bernegara berjalan dengan baik. Bagaimana dengan aturan pemerintah yang tidak sesuai dengan kebenaran Allah? Dalam Kis 5:29, Petrus berkata, "kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia." Hal yang sama dihadapi oleh Daniel ketika menjadi pejabat di kerajaan Media Persia. Ketika para pejabat lain ingin menjatuhkan Daniel, mereka tidak mendapati kesalahan karena Daniel tunduk sepenuhnya pada aturan pemerintah. Tetapi ketika pemerintah tidak lagi tunduk pada Allah, ia memilih untuk tunduk kepada Allah (Daniel 6). Bagian kita adalah belajar dan mengajar anak-anak kita untuk menaati aturan pemerintah mulai dari peraturan yang paling sederhana, seperti tunduk pada aturan lalu lintas, aturan pendidikan, sebab semua itu akan menyatakan kemuliaan Allah (1 Ptr. 2: 13-17).

b. Berdoa bagi pemerintah
Mungkin kita merasa putus asa untuk berdoa bagi pemerintah kita. Sepertinya semua sia-sia dan tidak ada perubahan. Tetapi dalam 1Tim 2:1-2 Allah meminta kita melihatnya dari kaca mata iman. Jika kita mengakui Allah adalah Allah atas negara kita, jika kita mengakui Allah yang menaikkan dan memilih pemerintah kita, mari kita berdoa bagi pemilihan gubernur Jatim dan pemilihan Presiden tahun 2014. Mari meminta kepekaan dari Tuhan ketika memilih. Belajar untuk melihat apa yang Tuhan kehendaki bagi negara ini dan berperan dalam pemilihan pemerintah negara kita.
Dengan mengakui otoritas Tuhan dan menjalankan peran kita dengan sungguh-sungguh, kita sedang mengakui, "Sungguh, Allah adalah Tuhan atas negeri ini."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar