YESUS
TUHAN BAGI NEGERIKU
(Rm. 13:1-7; 1 Tim. 2:1-2)
Ringkasan Khotbah Pdt. Sylvia Soeherman - Minggu 25
Agustus 2013
Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata
"pemerintah?" Mungkin ada yang berkata "Saya bangga dengan
pemerintah kita" karena memiliki pengalaman yang positif dengan
pemerintah. Tetapi mungkin juga ada yang berpikir sebaliknya, "Saya
menghadapi berbagai hal negatif ketika berhubungan dengan pemerintah negara
ini." Disadari atau tidak,
pemikiran yang kita miliki terhadap pemerintah akan mempengaruhi sikap kita:
menjadi seorang yang mau tahu atau tidak mau tahu terhadap pemerintah kita.
Lalu bagaimana pandangan Alkitab tentang pemerintah?
Siapakah pemerintah itu?
Firman Tuhan dalam Roma pasal 1-11 berbicara tentang
kehidupan lama, kehidupan dosa yang telah diubahkan oleh anugerah Allah. Karena
anugerah itulah, maka pasal 12 diawali dengan kata "demi kemurahan
Allah." Demi anugerah Allah yang besar itu, maka hendaklah kita hidup
dalam kekudusan. Hidup dalam kekudusan dimulai dari perubahan cara pandang/cara
berpikir kita, termasuk cara pandang kita terhadap pemerintah (pasal 13).
Dalam ayat
4, kata "pemerintah adalah hamba Allah" diulang dua kali. Pemerintah
sebagai hamba Allah berarti orang-orang yang memperhatikan kelangsungan hidup
orang banyak. Berdasarkan ayat 1, maka kita melihat bahwa siapapun pemerintah
kita, Allahlah yang memilih mereka. Dalam kemahakuasaan-Nya, Allah memberikan
pemerintahan kepada orang yang dikehendaki-Nya (seperti dicatat dalam Daniel
4). Pengangkatan dan penurunan seorang dari kursi pemerintahan merupakan
otoritas Allah.
Karena
itu, jika kita diberikan Allah sebuah jabatan di pemerintahan, ingatlah kita
adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk memperhatikan kelangsungan hidup orang
banyak. Jika kita bukan pegawai negeri atau pejabat pemerintah, kita perlu
mengajar kepada anak-anak kita "siapakah pemerintah itu" karena mungkin
suatu hari nanti Allah mempercayakan mereka untuk terlibat dalam pemerintahan
negara ini.
Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap pemerintah?
a. Takluk/tunduk kepada pemerintah.
Kita
tunduk karena pemerintah adalah hamba Allah bagi kebaikan. Mereka merancang
sebuah sistem sehingga kehidupan bernegara berjalan dengan baik. Bagaimana
dengan aturan pemerintah yang tidak sesuai dengan kebenaran Allah? Dalam Kis
5:29, Petrus berkata, "kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada
manusia." Hal yang sama dihadapi oleh Daniel ketika menjadi pejabat di
kerajaan Media Persia. Ketika para pejabat lain ingin menjatuhkan Daniel,
mereka tidak mendapati kesalahan karena Daniel tunduk sepenuhnya pada aturan
pemerintah. Tetapi ketika pemerintah tidak lagi tunduk pada Allah, ia memilih
untuk tunduk kepada Allah (Daniel 6). Bagian kita adalah belajar dan mengajar
anak-anak kita untuk menaati aturan pemerintah mulai dari peraturan yang paling
sederhana, seperti tunduk pada aturan lalu lintas, aturan pendidikan, sebab
semua itu akan menyatakan kemuliaan Allah (1 Ptr. 2: 13-17).
b. Berdoa bagi pemerintah
Mungkin
kita merasa putus asa untuk berdoa bagi pemerintah kita. Sepertinya semua
sia-sia dan tidak ada perubahan. Tetapi dalam 1Tim 2:1-2 Allah meminta kita
melihatnya dari kaca mata iman. Jika kita mengakui Allah adalah Allah atas
negara kita, jika kita mengakui Allah yang menaikkan dan memilih pemerintah
kita, mari kita berdoa bagi pemilihan gubernur Jatim dan pemilihan Presiden
tahun 2014. Mari meminta kepekaan dari Tuhan ketika memilih. Belajar untuk
melihat apa yang Tuhan kehendaki bagi negara ini dan berperan dalam pemilihan
pemerintah negara kita.
Dengan
mengakui otoritas Tuhan dan menjalankan peran kita dengan sungguh-sungguh, kita
sedang mengakui, "Sungguh, Allah adalah Tuhan atas negeri ini."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar