YESUS,
TUHAN GEREJA-NYA
1
Korintus 1:1-3
Ringkasan
Khotbah Pdt. Hasan Sutanto – Minggu, 28 Juli 2013
Kota Korintus merupakan sebuah kota
yang makmur. Tidak mengherankan bila jemaat di Korintus cukup kaya dan banyak
yang bertalenta. Akan tetapi, di kota ini terdapat penyembahan terhadap dewi,
yang menyebabkan kehidupan moral orang Korintus menjadi bobrok. Ini sudah tentu
menjadi tantangan yang besar bagi orang Kristen di sana. Itu sebabnya,
topik-topik kekudusan dan kesatuan diperhatikan di dalam surat ini. Selain ini
semua, tidaklah mudah bagi Paulus melayani di kota itu.
Berdasarkan Kisah Rasul 18:9-17,
kita mengetahui bahwa ada pergumulan yang dihadapi oleh Paulus. Namun, Tuhan
memberikan kekuatan dan semangat bagi Paulus untuk melayani dan memberitakan
firman di sana. Ada penolakan yang dialaminya. Salah satu contohnya adalah
Sostenes (seorang rekan Paulus) mengalami aniaya.
Sostenes bukanlah orang yang
terkenal di dalam Alkitab (lihat ayat 10. Kemungkinan besar ia adalah juru
tulis Paulus. Walaupun ia bukan orang yang terkenal, namun ia adalah orang yang
setia.
Dari sini, kita bisa merenungkan:
apakah patokan yang kita gunakan untuk mengajak seseorang menjadi rekan
pelayanan kita? Apakah itu pendidikan? Kecerdasan? Talenta? Jemaat di Korintus
tidak kekurangan semuanya ini. Tapi, sayangnya, di gereja itu seringkali
terjadi perselisihan. Yang mereka butuhkan adalah seorang yang setia, seperti
Sostenes. Ingat, bahwa kesetiaan berkaitan erat dengan imanya (faithful – faith; setia – iman). Hendaklah kita menjadi orang-orang yang
setia.
Paulus juga mengajak jemaat di Korintus
untuk kembali lagi kepada pengajaran tentang dasar iman yang sejati, yakni
Yesus Kristus. Yesuslah Tuhan atas gereja di Korintus dan atas seluruh
gereja-Nya. Disebutkan bahwa Yesus itulah yang telah menguduskan kita (ayat 2).
Kata kudus memiliki 2 arti, yakni (1)
tidak berdosa; (2) dipisahkan, dibedakan atau diasingkan dari yang lain. Dua
pengertian ini dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Kematian-Nya di kayu salib
menyucikan kita dari dosa-dosa kita; dan hal ini membuat kita menjadi
orang-orang yang berbeda dari orang-orang dunia, yang belum mengenal Yesus.
Hidup kita bukan lagi untuk dunia ini, tapi untuk Tuhan.
Hal ini membawa implikasi bahwa
kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang kudus. Bukan hanya tidak merokok,
minum minuman keras, atau berzinah, melainkan seluruh kehidupan kita selaras
dengan firman Tuhan. Misalnya, kita tidak mengucapkan kata-kata yang kotor,
memfitnah orang lain, mempergunjingkan orang lain, dsb. Kita memang ditempatkan
Tuhan di dalam dunia ini, tapi kita bukan dari dunia ini.
Penerima surat ini adalah jemaat di Korintus. Tapi, menarik sekali
bahwa Paulus justru menyebutkan “semua
orang di segala tempat; yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus”
(ayat 2c). Ini berarti, Paulus bukan hanya berbicara tentang gereja lokal, tapi
juga gereja universal. Gereja lokal itu seperti GKKK, GKI, GKA, Gepekris, dsb. Gereja
lokal adalah bagian dari gereja universal. Dengan konsep gereja universal ini,
maka kita akan saling menghormati dan mengasihi. Kita akan tahu bahwa semua orang
yang berseru kepada nama Yesus kristus adalah saudara seiman. Memang ada
perbedaan, tapi itu bukan perbedaan yang mendasar.
Memang kehadiran gereja baru terbaca
pada Kisah Para Rasul 2. Namun, sesungguhnya gereja sudah ada dalam rencana
Allah yang kekal dan akan terus ada di atas bumi ini sampai Tuhan Yesus datang
kembali.
Selamat ulang tahun buat Gereja
Kristen Kalam Kudus Malang yang ke 4. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar