PENJALA MANUSIA
(Markus 1:16-20; 2 Timotius 1:7-10)
Ringkasan Khotbah Pdt. Gindo Manogi -
Minggu, 29 September 2013
Sesungguhnya, panggilan untuk memberitakan
Injil telah disadari oleh anak-anak Tuhan. Akan tetapi, tetap saja banyak
anak-anak Tuhan yang tidak melaksanakannya. Bisa ada banyak faktor penyebab,
misalnya ketakutan, kebencian, kemarahan, dsb. Jika demikian, apakah kita harus
berhenti untuk memberitakan Injil? Tentu tidak, karena ini merupakan panggilan
Allah yang agung untuk setiap orang percaya.
Tuhan memanggil semua umat-Nya untuk
memberitakan Injil tanpa memandang profesi, status sosial, ekonomi, dsb., juga
bukan hanya satu-dua orang atau satu-dua kelompok orang. Dari sini kita bisa
melihat bahwa panggilan Allah ini tidak pernah bergantung pada satu orang atau
satu jenis/kelompok orang tapi pada diri Allah sendiri. Ia bisa memakai siapa saja. Misi adalah kisah tentang Allah
dan anugerah-Nya bagi manusia berdosa.
Dalam Markus 1:16-20, kita melihat panggilan
Allah bagi para murid, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia."
"KAMU" - Siapakah yang akan
dijadikan penjala manusia?
Siapakah "kamu" yang dimaksud oleh
Tuhan Yesus? Dalam perikop ini, kata "kamu" menunjuk pada Simon
Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus. Siapakah mereka?
a. Kamu adalah "seorang
berdosa." Mengapa Allah memakai orang-orang yang berdosa? Karena Allah
ingin menunjukkan pada dunia bahwa ada kasih dan kemurahan Allah yang besar
yang sanggup untuk menyelamatkan dan mengubahkan manusia yang berdosa. Dengan
demikian, orang-orang yang belum diselamatkan bisa datang pada Yesus dan
diselamatkan juga.
b. Kamu adalah "seorang
nelayan." Mengapa Tuhan Yesus
memanggil nelayan? Bukankah di Bait Allah ada imam besar dan imam-imam. Begitu
juga, ada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat? Allah tidak ingin para
pelayannya bekerja berdasarkan kebanggaan diri, prestise diri, popularitas
diri, kedudukan, dsb. Ia ingin semua pelayannya menyadari bahwa semuanya ini
bukan tentang kita, tapi tentang hati Tuhan buat kita semua. Sekali lagi, bukan
berarti Allah tidak bisa memakai orang yang memiliki kemampuan yang hebat. Ia
bisa pakai. Tapi, yang Ia kehendaki adalah hati yang menyadari keberdosaan di
hadapan Tuhan dan kebergantungan pada anugerah Tuhan.
"PENJALA MANUSIA" - Manusia yang menjadi fokusnya.
Apakah perbedaan antara penjalan ikan dengan
penjalan manusia? Penjala ikan: menangkap yang hidup supaya mati, tapi penjala
manusia: menangkap yang mati supaya hidup. Jadi, ini adalah panggilan yang
besar dan agung, yakni membawa manusia yang mati di dalam dosa supaya beroleh
hidup yang kekal di dalam Allah.
Salah satu tempat yang paling efektif untuk
kita menjadi penjala manusia adalah keluarga. Banyak orang yang mengenal Tuhan
melalui keluarga. Karena itu, jadilah saksi di dalam keluarga (lih. Ulangan
6:4-9).
Akan tetapi, ketika melayani manusia,
ternyata itu tidaklah gampang. Banyak kesukaran yang dihadapi. Kita membutuhkan
kasih Allah yang lebih besar lagi. Memang kita tidak dapat mengubah hati
manusia. Namun, kita dipanggil untuk melayaninya. Selain itu, manusia itu pun
kompleks. Karena itu, ketika kita melayani, maka kita perlu memperhatikan
manusia secara holistik: tubuh, roh dan jiwa. Karena itu, kita pun perlu
melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial. Wess Staford menyatakan,
"Perbuatan baik berbicara lebih keras daripada yang dapat dilakukan oleh
kata-kata. Kebutuhan-kebutuhan fisik telah membuka pintu bagi kebutuhan
spiritual. Penderitaan telah menjadi pendahuluan dari berkat." Materi itu
bukanlah sasarannya. Materi itu hanyalah jembatan untuk membuka hati mereka.
"KUJADIKAN" - Tuhan mengubahkan.
Kata "Kujadikan" menyatakan bahwa
Allah mengubah hidup kita: dari seorang yang hidup untuk diri sendiri, menjadi
orang yang hidup untuk Allah; dari seorang yang egois menjadi orang yang
berbelas kasihan. Hal itu yang terlihat dalam komitmen jemaat GKKK Malang dalam
mendukung pelayanan misi di gereja kita. Segala sesuatu yang kita persembahkan
kepada Tuhan telah menghasilkan buah: ada jiwa-jiwa yang dimenangkan, ada
mahasiswa-mahasiswa yang telah kita dukung dan mereka telah menjangkau banyak
jiwa, dsb. Persembahan yang kita berikan dapat kita hitung, namun dampaknya
tidak pernah dapat kita duga.
Selain itu, Tuhan pun menolong kita agar kita
memberitakan Injil dengan cara-cara yang baik pula. Salah satunya adalah
melalui persahabatan yang tulus dengan orang-orang yang sedang kita layani.
Meskipun kita sudah membangun persahabatan yang baik, bukan berarti kita akan
dengan lancar menyampaikan Injil. Karena itu, hendaklah kita berdoa kepada
Allah agar kita diberikan hikmat dan keberanian dalam menyampaikannya. Kiranya
kita menjadi saksi-Nya yang setia setiap waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar