ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Sabtu, 18 Januari 2014

Ringkasan Khotbah Pdt. Gindo Manogi - "DILUPAKAN MANUSIA TAPI DIINGAT ALLAH" - Minggu, 12 Januari 2014

DILUPAKAN MANUSIA TAPI DIINGAT ALLAH
Kejadian 40

Ringkasan Khotbah Pdt. Gindo Manogi - Minggu, 12  Januari 2014

Ketika seseorang sedang menghadapi sebuah kesusahan dan pergumulan, maka jika ada “janji pertolongan” maka itu seperti air yang segar di tengah padang gurun. Namun, hal itu akan menjadi sebuah  kesedihan dan kehancuran ketika janji itu tidak kunjung tiba. Kondisi yang seperti itulah yang dialami oleh Yusuf dalam Kejadian 40.
Yusuf meminta pertolongan kepada juru minuman itu ketika ia menafsirkan mimpinya, Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini” (ayat 14).
Mengapa Yusuf meminta tolong kepada juru minuman tersebut? Karena jabatan “juru minuman” adalah jabatan yang penting di dalam sebuah kerajaan. Juru minuman bertugas untuk mencicipi minuman raja sebelum diminum oleh raja. Tujuannya, supaya keselamatan raja terjaga dan terlindungi dari orang-orang yang bermaksud jahat. Dengan demikian, jika ada orang yang mau meracuni raja, maka yang duluan mati adalah juru minuman ini. Karena itu, seorang juru minuman adalah seorang yang dapat dipercaya, jujur dan dekat dengan raja.
Apakah permintaan Yusuf ini sesuatu yang aneh? Oh tentu tidak, malah sesuatu yang sangat logis. Yusuf melihat bahwa kedudukan juru minuman ini bisa menolong dirinya untuk keluar dari penjara itu. Yusuf melihat ada peluang di dalamnya.
Akan tetapi, semuanya berubah. Harapan dan rencana tidak terjadi. Juru minuman itu tidak mengingat Yusuf. “Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya” (ay. 23). Alkitab tidak menyebutkan penyebab kelupaan dari juru minuman tersebut.
Jika kita berada di posisi Yusuf, kita mungkin bisa menjadi kecewa dan putus asa. Mungkin, kita pun merasa semakin terpuruk dalam kesedihan. Kita pun mungkin merasa tidak ada harapan lagi. Dalam situasi yang seperti ini, bagaimana kita menyikapinya? Bagaimana Yusuf menyikapi hal itu? Ada hal yang menarik yang bisa kita pelajari dari perjalanan hidupnya Yusuf.

1. Tetap percaya pada pengaturan Tuhan bahwa Tuhan mempunyai rencana yang baik bagi kita.
Kalau kita membaca Kejadian 41:1, maka kita tahu bahwa Yusuf dilupakan oleh juru minuman itu selama 2 tahun, karena di dalam pasal ini dicatat bahwa juru minuman itu baru teringat kembali dengan Yusuf. Waktu selama 2 tahun bukanlah waktu yang singkat. Ini adalah waktu yang lama, mengingat Yusuf berada di dalam keadaan yang tidak nyaman. Tapi, Yusuf adalah orang yang percaya pada pengaturan Tuhan. Hal itu terlihat dengan jelas dalam Kejadian 50:20, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Yusuf tetap percaya bahwa di dalam segala peristiwa yang buruk yang dialaminya, justru Tuhan bekerja dengan luar biasa. Tuhan membentuk dan melatih imannya menjadi iman yang semakin kuat dan tangguh.
Yusuf percaya bahwa jikalau belum waktunya, maka hal itu tidak akan terjadi. Ia percaya Allah bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi hidupnya. Sesudah 2 tahun, Allah mau mengerjakan sesuatu yang besar melalui hidup Yusuf, yakni Tuhan memakai Yusuf untuk menafsirkan mimpi firaun, dan melalui peristiwa ini, Tuhan mengangkat Yusuf ke tempat kedudukan yang tinggi.
Jika demikian, apakah salah meminta pertolongan dari orang-orang tertentu? Tentu tidak salah, karena Tuhan bisa memakai orang-orang yang berkedudukan untuk membantu kita. Namun, yang menjadi salah adalah apabila kita mengandalkan dan menaruh harapan kita pada orang itu. Setelah 2 tahun lupa, sekarang ia ingat. Tuhan mengingatkan juru minuman tersebut untuk menafsirkan mimpi firaun. Tentu saja, ini bukan suatu kebetulan karena bagi Tuhan tidak ada faktor kebetulan. Silahkan perhatikan juga Ester 6.
Jangan mengandalkan manusia. Jangan biarkan situasi mempengaruhi iman kita. Sebaliknya, tetaplah percaya pada Allah yang bisa mengatur dan mengendalikan situasi apa pun.

2. Tetap percaya bahwa Tuhan menyertai kita.
Penyertaan Tuhan bukan berarti tidak ada masalah. Kalau kita membaca kisah hidup Yusuf, maka kita disadarkan bahwa sesungguhnya Tuhan selalu menyertainya, namun ia pun tetap memiliki pergumulan. Silahkan lihat Kejadian 39:1-2; 20-21. Alkitab memberikan catatan yang sangat jelas tentang penyertaan dan kehadiran Tuhan ketika Yusuf berada di rumah Potifar menjadi seorang budak dan berada di penjara ketika menjadi tawanan. Tuhan hadir di tengah-tengah pergumulan yang dihadapinya.
Hal yang sama juga terjadi di dalam kehidupan kita. Tuhan hadir di tengah-tengah pergumulan yang kita hadapi. Karena itu, ingatlah bahwa Allah tidak pernah melupakan dan meninggalkan kita. Ia selalu ada dan menyertai kita sekalian. Manusia bisa saja melupakan kita, tapi Allah tidak pernah melupakan kita. Karena itu, andalkanlah dan percayalah pada Allah. Ini menjadi pondasi iman kita yang sangat kuat. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar