YESUS TUHAN ATAS MASA
DEPANKU
Ringkasan Khotbah Pdt. Tikijo Hardjowono -
Minggu, 05 Januari 2014
Lukas
12:13-21
“Berjaga-jagalah
dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang
berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya
itu.”
Yesus sedang mengajar banyak orang (Luk.
12:1), dan mereka semua sedang mendengarkan Dia mengajarkan untuk takut kepada
Tuhan dan mengandalkan penyertaan-Nya.Dia mengajarkan: Jangan
munafik, sebab tidak ada kedok yang tidak akan dibuka (ay. 1-3); Jangan takut
pada manusia yang hanya bisa membunuh tubuh, tetapi takutlah pada Dia yang bisa
membunuh baik tubuh maupun jiwa (ay. 4-5), Tuhan yang memelihara burung pipit
dan rambut di kepalamu yang tidak berarti itu akan memelihara hidupmu(ay. 6-7).
Selanjutnya Tuhan Yesus menantang mereka
untuk mempercayakan hidup mereka kepada-Nya. Tuhan Yesus berbicara tentang Roh
Kudus yang akan menjadi pertolongan mereka, memimpin mereka dan menuntun orang
percaya menghadapi tantangan yang akan mereka hadapi.
Lalu berdirilah seseorang dan berseru:
“Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.”
Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku
menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” Kata-Nya lagi kepada mereka:
“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun
seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu.” Tuhan Yesus melihat: orang ini serakah
pada harta dan menggantungkan hidupnya pada hartanya!
Tuhan Yesus kemudian menancapkan sebuah
perumpamaan yang kuat, memakai kesempatan itu untuk mengajar kepada kita
sekalian tentang masa depan. Dia bercerita tentang “Orang Kaya yang Bodoh.”
Dalam cerita itu, orang kaya itu memakai istilah “aku” sebanyak delapan kali
dan “-ku” sebanyak empat kali (dalam bahasa Yunani, sebanyak tiga kali). Orang
ini sangat berpusat pada diri sendiri, “Akulah yang penting.” Juga
dia mengatakan dalam pikirannya “aku akan” sebanyak lima kali, yang berarti
dengan sangat percaya diri dia berpikir, “Akulah yang menentukan hidupku, masa
depanku.”
Orang kaya itu bodoh karena sama sekali
tidak sadar bahwa semua berkat yang dia terima adalah dari Tuhan, dia tidak
bersyukur kepada Tuhan. Ketika hasil ladangnya melimpah (yang pasti adalah dari
Tuhan), ia bahkan tidak berbicara pada Tuhan! Dia hanya berbicara dan memuji
dirinya sendiri. Orang kaya itu bodoh karena dia tidak ingin berbagi dalam
kelimpahannya. Dia ingin menikmatinya sendiri. Dia membangun lebih banyak
gudang untuk menambah hartanya sendiri.
Orang kaya itu bodoh karena dia bahkan meletakkan
masa depannya pada harta dan kekuatannya. Firman Tuhan, “Hai engkau orang
bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah
kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” Dalam Alkitab istilah “bodoh” ini
sangat keras. Kata ini paling banyak dipakai di Amsal (70 kali), dan menunjuk
kepada orang-orang yang hidup seolah-olah Tuhan tidak ada. Tuhan mentertawakan
mereka, karena mereka akan hidup sia-sia dan binasa dalam segala kekayaan dan
keberhasilan mereka.
Kemudian Tuhan Yesus menutup cerita itu
dengan kesimpulan: “Demikianlah jadinya dengan orang yang
mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan
Allah.” (21) Artinya, orang yang hanya kaya di dunia, dan
mengandalkan kekayaannya saja adalah orang bodoh yang akan binasa dengan
sia-sia. Sebaliknya, orang yang kaya di hadapan Allah, dan menjadikan Tuhan
bagi jaminan masa depannya adalah orang bijak dan akan beroleh hidup kekal.
Tuhan Yesus tidak mengritik orang kaya itu
karena kekayaannya, tetapi ia mengatakan dia bodoh karena tidak “kaya di
hadapan Allah.” Kekayaan dunia hanya berarti bila itu bisa membawa
kita “kaya di hadapan Allah.”
Bagaimana kaya di hadapan Allah itu?
A. Terimalah Tuhan Yesus Kristus dalam
hatimu. Dalam iman kepada Yesus-lah saudara mempunyai masa depan yang sesungguhnya:
Hidup Kekal.
B. “Carilah dahulu Kerajaan Allah” (Luk.
12:31) dan “Kumpulkanlah harta di sorga.” (Luk. 12:33) dengan:
* Selalu mengakui dan bersyukur atas
berkat Tuhan (persepuluhan), mendukung Pemberitaan Injil dan terlibat dalam
Pelayanan.
* Berbagilah dengan saudaramu. Harta itu
fana, tidak ada yang kita bawa, kerukunan dan kedamaian itu lebih penting untuk
kita bawa pada sesama.
* Wariskanlah iman kepada
anak-anakmu lebih daripada hartamu
Tuhan Yesus berjanji, Dia akan menjadi
Penjamin bagi kita, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu
telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” (ay. 32). Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar