YESUS
TUHAN ATAS MASA DEPANKU
(Yakobus 4:13-17)
Ringkasan Khotbah Ev. Jemmy Waroka –
Minggu, 26 Januari 2014
Untuk mengenal perikop
ini dengan lebih jelas, maka kita perlu mengetahui latar belakangnya. Kitab ini
ditulis oleh Yakobus dan ditujukan
kepada 12 suku bangsa Israel yang berada di perantauan (Yak. 1:1). Orang-orang
Yahudi adalah orang-orang yang pandai untuk berdagang. Pada waktu itu banyak
kota-kota didirikan dan pembangunan berjalan dengan baik. Banyak para pejabat
dari kota yang menginginkan agar orang-orang Yahudi tinggal di sana, dengan
harapan kondisi perdagangan akan menjadi maju. Bahkan seringkali orang-orang
Yahudi ditawari untuk menjadi warga kota secara gratis, banyak fasilitas yang
diberikan agar orang Yahudi mau tinggal dan berdagang di sana. Kehadiran
orang-orang Yahudi tersebut diharapkan meningkatkan kondisi perekonomian kota
tersebut. Kepercayaan diri yang tinggi disertai dengan pengalaman-pengalaman
keberhasilan dalam perdagangan mewarnai kehidupan orang Yahudi.
Ayat 13 merupakan
teguran Yakobus terhadap orang-orang Yahudi karena mereka memiliki kepercayaan
diri yang berlebihan. Hal ini dipertegas dalam ayat 16, mereka dikatakan congkak,
sombong, dan memegahkan diri. Kata congkak ini dalam bahasa aslinya
menggunakan kata alazoneia. Kata ini seringkali dipakai untuk
menggambarkan tukang obat jalanan yang sering kali mengobral janji.
Yakobus menegur
orang-orang Yahudi karena mereka hanya orang-orang yang mengobral janji. Mereka
mempunyai banyak pengalaman, sukses dan pandai berdagang. Tapi bagi Yakobus,
ada 2 fakta yang menunjukkan bahwa mereka itu congkak atau sombong (ayat 14). Pertama,
tidak ada satu pun yang tahu akan hari esok. Apa yang akan terjadi di depan
kita, kita tidak akan pernah tahu. Manusia bisa merencanakan banyak hal untuk
masa depan tetapi kepastiannya ada di tangan Tuhan. Kedua, Yakobus
mengingatkan bahwa hidup ini singkat seperti uap, sebentar saja kelihatan lalu
lenyap. Pemazmur menggambarkannya seperti bunga rumput, pagi mekar siangnya
layu.
Yakobus memberikan
petunjuk apa yang harus dilakukan (ayat 15). Kalimat “Jika Tuhan menghendaki .
. .” merupakan sebuah kalimat pengakuan bahwa semua ada di tangan Tuhan. Ini
sebuah ironi. Oleh karena keberhasilan, kesuksesan, dan kepandaian mereka,
mereka sebagai orang yang mengenal Tuhan, namun mereka justru melupakan Tuhan
dan menjadi sombong. Sebagai orang percaya seharusnya kita tahu diri, kita ini
siapa. Kita hanya ciptaan, bahkan kita orang berdosa. Kalimat ini juga
menunjukkan sikap pasrah dan berserah yang membutuhkan keberanian untuk
menyerahkan masa depan dalam tangan Tuhan.
Namun Yakobus juga
mengajarkan sikap berserah ini bukan berarti tidak melakukan apa-apa, hanya
berdiam diri saja. “. . . kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
Sebuah kepasrahan yang disertai dengan usaha yang maksimal.
Mempercayai diri sendiri
dalam menentukan masa depan adalah dosa karena masa depan tidak berada dalam
tangan manusia tetapi dalam tangan Allah. Kita harus yakin masa depan kita ada
di dalam tangan Allah yang memiliki rancangan yang indah: rancangan damai
sejahtera, bukan rancangan kecelakaan. Rancangan hari depan yang penuh harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar