ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Sabtu, 01 Februari 2014

Ringkasan Khotbah - Ev. Jemmy Waroka - YESUS TUHAN ATAS MASA DEPANKU - Minggu, 26 Januari 2014

YESUS TUHAN ATAS MASA DEPANKU
(Yakobus 4:13-17)
Ringkasan Khotbah Ev. Jemmy Waroka – Minggu, 26 Januari 2014

Untuk mengenal perikop ini dengan lebih jelas, maka kita perlu mengetahui latar belakangnya. Kitab ini ditulis oleh Yakobus dan  ditujukan kepada 12 suku bangsa Israel yang berada di perantauan (Yak. 1:1). Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang pandai untuk berdagang. Pada waktu itu banyak kota-kota didirikan dan pembangunan berjalan dengan baik. Banyak para pejabat dari kota yang menginginkan agar orang-orang Yahudi tinggal di sana, dengan harapan kondisi perdagangan akan menjadi maju. Bahkan seringkali orang-orang Yahudi ditawari untuk menjadi warga kota secara gratis, banyak fasilitas yang diberikan agar orang Yahudi mau tinggal dan berdagang di sana. Kehadiran orang-orang Yahudi tersebut diharapkan meningkatkan kondisi perekonomian kota tersebut. Kepercayaan diri yang tinggi disertai dengan pengalaman-pengalaman keberhasilan dalam perdagangan mewarnai kehidupan orang Yahudi.
Ayat 13 merupakan teguran Yakobus terhadap orang-orang Yahudi karena mereka memiliki kepercayaan diri yang berlebihan. Hal ini dipertegas dalam ayat 16, mereka dikatakan congkak, sombong, dan memegahkan diri. Kata congkak ini dalam bahasa aslinya menggunakan kata alazoneia. Kata ini seringkali dipakai untuk menggambarkan tukang obat jalanan yang sering kali mengobral janji.
Yakobus menegur orang-orang Yahudi karena mereka hanya orang-orang yang mengobral janji. Mereka mempunyai banyak pengalaman, sukses dan pandai berdagang. Tapi bagi Yakobus, ada 2 fakta yang menunjukkan bahwa mereka itu congkak atau sombong (ayat 14). Pertama, tidak ada satu pun yang tahu akan hari esok. Apa yang akan terjadi di depan kita, kita tidak akan pernah tahu. Manusia bisa merencanakan banyak hal untuk masa depan tetapi kepastiannya ada di tangan Tuhan. Kedua, Yakobus mengingatkan bahwa hidup ini singkat seperti uap, sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Pemazmur menggambarkannya seperti bunga rumput, pagi mekar siangnya layu.
Yakobus memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan (ayat 15). Kalimat “Jika Tuhan menghendaki . . .” merupakan sebuah kalimat pengakuan bahwa semua ada di tangan Tuhan. Ini sebuah ironi. Oleh karena keberhasilan, kesuksesan, dan kepandaian mereka, mereka sebagai orang yang mengenal Tuhan, namun mereka justru melupakan Tuhan dan menjadi sombong. Sebagai orang percaya seharusnya kita tahu diri, kita ini siapa. Kita hanya ciptaan, bahkan kita orang berdosa. Kalimat ini juga menunjukkan sikap pasrah dan berserah yang membutuhkan keberanian untuk menyerahkan masa depan dalam tangan Tuhan.
Namun Yakobus juga mengajarkan sikap berserah ini bukan berarti tidak melakukan apa-apa, hanya berdiam diri saja. “. . . kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” Sebuah kepasrahan yang disertai dengan usaha yang maksimal.
Mempercayai diri sendiri dalam menentukan masa depan adalah dosa karena masa depan tidak berada dalam tangan manusia tetapi dalam tangan Allah. Kita harus yakin masa depan kita ada di dalam tangan Allah yang memiliki rancangan yang indah: rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan. Rancangan hari depan yang penuh harapan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar