ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Sabtu, 15 Februari 2014

Ringkasan Khotbah - Ev. Lim Ka Hok - IMAN DAN BUDAYA DALAM KELUARGA KRISTEN - Minggu, 09 Februari 2014

IMAN DAN BUDAYA DALAM KELUARGA KRISTEN
Kolose 2:16-23

Ringkasan Khotbah Ev. Lim Ka Hok - Minggu, 09 Februari 2014

Bagaimana kita menyikapi budaya dalam keluarga Kristen, khususnya Imlek? Imlek adalah perayaan orang China memperingati musim semi yang tahun ini 2565. Imlek berkaitan dengan shio, ronde, lampion, elemen-elemen dunia, gambar dewa. Orang China memiliki banyak cerita kebudayaan, tradisi, cara hidup yang menarik. Ada dua pemikir besar yang mempengaruhi pemikiran orang China, yaitu Lauze dan Kong Fu Cu. Kong Fu Cu seorang yang luar biasa. Dia meneruskan tradisi,  percaya thien, menghormati arwah leluhur. Kong Fu Cu mengajarkan  anak-anak agar berbakti dan menghormati orang tua yang sudah meninggal, dengan berkabung selama 3 tahun. Kebudayaan orang China begitu kuat. Kita boleh belajar tehnologi ke Barat , tetapi dalam hal etika dan filosofi, China mempunyai nilai-nilai yang agung.
Bagaimana kita sebagai orang Kristen menyikapi kebudayaan, cara hidup dan kepercayaan yang ada? Bagaimana pandangan Allah mengenai hal ini? Dan bagaimana pergaulan kita dengan Dia?
Jemaat kolose dipengaruhi dua lingkungan yaitu, pertama: Yunani, yang mempercayai bahwa tubuh ini tidak penting tetapi roh itu penting karena akan kembali ke ilahi, sehingga pengetahuan  itu lebih penting dari pada tubuh. Kedua: Yahudi, yang mengatakan ada malaikat dan tata cara untuk lebih dekat kepada Tuhan. Paulus mengatakan kita telah mati dan bangkit bersama Kristus.
Bagimana kita menyikapi tradisi dan kebudayaan secara Alkitabiah? Ada beberapa pandangan mengenai hal ini: pertama, Alkitab direndahkan sedangkan kebudayaan dijunjung tinggi, sehingga masih percaya zodiak dan ramalan; kedua, Alkitab dijunjung tinggi tapi kebudayaan diabaikan; ketiga, meremehkan Alkitab dan kebudayaan, karena bagi mereka yang penting adalah otak dan pengetahuan; keempat, Alkitab dan kebudayaan sama-sama penting. Seorang ahli dalam studi Alkitab menyatakan bahwa setiap kebudayan harus diuji dengan Alkitab. Pada umumnya kebudayaan itu baik, tetapi karena manusia jatuh dalam dosa, sehingga ada kebudayan yang jahat. Oleh sebab itu, kebudayaan  harus dievaluasi dengan kebenaran, keadilan dan etika moral. Dalam kebudayaan China, ada yang baik, ada yang netral, tapi ada juga yang tidak baik. Contohnya: menghormati orang tua. Dalam hukum Musa yang kelima mengatakan kalau “kita menghormati orangtua, ada berkat umur panjang dan berkecukupan.” Ajaran Alkitab dan Kong Fu cu dalam hal menghormati orang tua itu benar dan harus dipraktekkan. Jika ada kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Alkitab lakukanlah. Tetapi ada yang tidak dapat kita lakukan, seperti memberi persembahan kepada roh nenek moyang. Untuk menolak kebudayaan yang tidak kita setujui haruslah dilakukan dengan sopan dan lemah lembut. Katakan dengan bijaksana, jangan kasar dan menghina.
Bagaimana dengan iman dan kebudayaan dalam keluarga? Pertama, iman kepada Yesus harus dipraktekan dalam keluarga. Kehidupan Kristen tidak mungkin terjadi tanpa kasih kepada Tuhan Yesus. Yesus adalah pribadi yang paling layak dikasihi. Tetapi pada kenyataannya banyak orang Kristen lebih mengasihi yang lain dari pada Tuhan Yesus, seperti kesenangan, kekayaan dan lainnya. Tuhanlah yang menciptakan dan memelihara alam semesta yang luar biasa ini. Bukan hanya itu, Dia adalah pribadi yang baik dan juga rendah hati. Dalam Yohanes 13, Tuhan mencuci kaki murid-murid-Nya. Dia bukan pura-pura dan bergaya rendah hati, tetapi Dia benar-benar rendah hati. Tradisi pada waktu itu orang yang mencuci kaki adalah orang rendahan. Sebab itu, iman dalam keluarga Kristen harus dimulai dengan orang tua yang saleh. Kedua, iman ditularkan dengan gaya hidup yang penuh cinta kasih. Kasih itu penting. Howard Hendrik, seorang profesor pendidikan, berkata, “Saya tidak tahu nanti anak saya akan mengenang saya sebagai apa, tetapi saya ingin anak saya mengenang saya sebagai orang yang mengasihi mereka.” Saya harap orang tua tidak malu menyatakan kasih kepada anak-anak mereka di depan umum, bersama-sama berdoa dan bersyukur akan anak-anak mereka. Kasih itu harus dipraktekkan, perlu diperlihatkan dan harus menjadi pola. Kita harus mencintai tanpa syarat. Jika ada anak kita hamil di luar nikah atau terkena narkoba, kita harus tetap mengasihi mereka tanpa syarat. Kita tidak dapat mengubah garis keturunan kita, tapi kita bisa mempengaruhi anak cucu kita dengan mempraktekkan kasih Kristiani.

Kita harus mempunyai gairah terhadap Yesus. Bukan gairah terhadap agama atau ceremonial agama. Tetapi dengan bergairah akan Yesus kita akan membaca, berdoa dan mempraktekkan firman Tuhan dengan benar. Jadilah orang tua yang hangat, yang bisa meminta maaf, menerima bagaimana pun keberadaan anak-anak kita dengan penuh kasih. Kasih itu harus dipraktekkan dan ditularkan. Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar