DARI MISKIN
MENJADI KAYA DALAM KEMURAHAN
2 Korintus
8:1-9
Ringkasan
Khotbah Ev. Dyah Pamitra - Minggu, 16
Maret 2014
Latar belakang perikop ini adalah
ketika jemaat di Yerusalem mengalami kekurangan dan sangat membutuhkan bantuan.
Ada dua jemaat yang memberikan respons yang berbeda. Jemaat di Korintus yang
berada di kota besar dan kaya, tapi tidak memberi bantuan kepada jemaat
Yerusalem yang kekurangan. Sebaliknya jemaat di Makedonia, dengan derajat
kemiskinan yang parah, justru memberikan bantuan untuk jemaat di Yerusalem.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh perbedaan pemahaman mereka tentang kasih
karunia.
Apa yang
dimaksud dengan kasih karunia?
Kata “kasih karunia” berasal dari
kata charis. Pada ayat 1, Paulus berkata, “Saudara-saudara, aku mau
memberi tahu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada
jemaat-jemaat di Makedonia.” Kata ini berarti pemberian dari pihak yang lebih
tinggi kepada pihak yang lebih rendah yang sebenarnya tidak layak menerima
pemberian tersebut. Yang dimaksud oleh Paulus adalah anugerah keselamatan yang
diberikan oleh Allah. Tetapi charis juga berarti reaksi/respons atas
kasih karunia yang telah kita terima dari Allah. Ketika kita menerima charis, maka
kasih karunia Allah itu secara aktif bekerja, mendorong orang percaya
untuk meneruskan tindakan-tindakan kasih
kepada orang lain.
Bagaimana
caranya kita bisa menyatakan kasih karunia Allah kepada orang lain?
Jemaat Makedonia pada saat itu
mengalami penderitaan yang sangat berat. Tetapi kasih karunia Allah mengerjakan
2 hal dalam kehidupan mereka: ayat 2 mengatakan mereka tetap bersukacita di
tengah penderitaan; ayat 3-5 berkata mereka tetap menyatakan kasih karunia Allah
dalam bentuk kemurahan. Dalam kemiskinan dan aniaya yang mereka alami, mereka
mendesak Paulus untuk bisa memberikan bantuan kepada jemaat di Yerusalem. Kasih
karunia itu meminta orang percaya untuk menyatakan kemurahan hati, bantuan bagi
sesama yang membutuhkan.
Jika charis itu perlu
dinyatakan dalam perbuatan kasih, mengapa banyak orang Kristen tidak
melakukannya?
Penghalang
bagi kemurahan hati
Apa yang membuat mereka tidak
memberi? Apakah jemaat di Korintus tidak baik? Mereka baik. Pada ayat 7 kita
lihat mereka sudah melakukan banyak hal. Mereka berkhotbah, fasih berbicara,
mereka terus belajar agar punya pemahaman teologi yang baik, pengetahuan,
kesungguhan untuk membantu, dan mengasihi hamba Tuhan. Mereka giat melayani dan
belajar banyak hal, tetapi Paulus berkata “ada satu yang kurang dari jemaat
korintus.” Mereka melupakan, bahwa kasih karunia itu juga perlu dinyatakan
dalam bentuk materi, dengan pemberian.
Paulus berkata “Hendaklah kamu juga
kaya dalam pelayanan kasih ini.” Perkataan serupa juga pernah dikatakan Tuhan
Yesus kepada seorang pemuda kaya. Pemuda ini sudah melakukan isi hukum taurat
tetapi masih ada satu yang kurang karena dia keberatan untuk memberi kepada
orang yang membutuhkan, sebab hartanya banyak. Dengan demikian, kita
bisa melihat bahwa salah satu penghalang adalah karena kita memandang iman dan
harta sebagai dua hal yang terpisah.
Allah tidak pernah memisahkan masalah
iman dengan uang. Tuhan Yesus berkata dimana hartamu berada di situ hatimu
berada. Tuhan Yesus tahu uang dan iman berkaitan erat dan dapat saling
mempengaruhi. Bagaimana pandangan kita tentang uang? Sebagai orang percaya kita
tahu uang itu titipan. Kita bisa mengelolanya. Satu hal yang Tuhan inginkan: di
dalam uang kita ada pekerjaan Tuhan untuk memelihara orang lain melalui
kita.
Jika kita dipercaya Tuhan mengelola
harta lebih banyak, maka seharusnya kita memberi lebih banyak. Dan jika kita
hanya dipercayakan sedikit harta, itu bukan alasan untuk tidak memberi. Karena kita tidak memberi berdasarkan keadaan
kita, bukan dari milik kita, tetapi dengan kuasa memberi yang Allah karuniakan
dalam diri kita. Apapun keadaan kita, kita tetap bisa menyatakan kasih karunia
Allah. Dia sudah bermurah hati kepada kita, maka kita pun akan dimampukan untuk
bermurah hati.
Dia telah memberikan segalanya untuk
kita, kedudukan-Nya di surga, bahkan nyawa dan hidup-Nya diberikan bagi kita.
Masih terlalu beratkah bagi kita untuk mengorbankan sebagian harta, untuk
mengeluarkan sejumlah uang untuk menyatakan kasihNya kepada sesama? Berbahagialah
orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar