Dari
Mati Menjadi Hidup
Efesus
2:1-10
Ringkasan Khotbah
Pdt. Titus Liem - Minggu, 09 Maret 2014
Banyak
orang yang mengenakan salib sebagai simbol dan atribut. Namun, apakah mereka
benar-benar pernah mengerti dan merenungkan apa makna salib bagi mereka? Dalam
minggu-minggu mengenang sengsara Tuhan Yesus, betapa pentingnya kita kembali
merenungkan arti Salib bagi kita. Dalam ayat 1-3 Paulus mengajak jemaat
Efesus untuk mengingat keadaan mereka dahulu, yaitu keadaan sebelum mereka
mengenal Kristus.
I. Mati Karena Dosa dan Pelanggaran
(ayat 1)
Di
ayat 1, dikatakan bahwa “Dahulu kamu sudah mati karena
pelanggaran-pelanggaranmu dan dosa-dosamu”. Orang tanpa Kristus dikatakan mati.
Dalam Alkitab, istilah “kematian” pada dasarnya adalah “perpisahan”, bukan
hanya secara jasmani pada saat rohnya berpisah dari tubuhnya (Yak. 2:26) tetapi
juga secara rohani, pada saat roh terpisah dari Allah (Yes. 59:2).
1. Apa yang menjadi penyebab kematian
rohani itu?
Ayat
1 mengatakan bahwa penyebab “kematian” itu adalah karena
“…pelanggaran-pelanggaranmu dan dosa-dosamu”. Pelanggaran berarti mengikuti
jalan yang salah. Dosa adalah kegagalan untuk mencapai sasaran hidup yang
ditetapkan oleh Allah.
2. Diperbudak oleh dosa (ayat 2).
Pada
ayat 2a terdapat 2 kata kerja yaitu: mengikuti dan mentaati,
yang menunjukkan suatu gaya hidup/kebiasaan. Jadi, ini menunjukkan bahwa
manusia itu sudah begitu terbiasa berbuat dosa. Dengan kata lain, manusia itu
diperbudak oleh dosa.
3. Ada di bawah murka atau hukuman
Allah (ayat 3).
Ayat 3,
orang-orang yang harus dimurkai. Jadi, semua manusia berada di bawah
murka Allah.
4. Siapakah orang orang yang
dimaksukan oleh Paulus ini?
- Paulus
dalam ayat 1-2 menggunakan kata “kamu” (orang Efesus atau non Yahudi; band. ayat 11). Secara
lahiriah mereka adalah orang-orang yang berdosa dan melakukan pelanggaran atau
kejahatan
- Ayat 3,
Paulus berkata “kami” (orang Yahudi), termasuk di dalamnya Paulus.
Orang-orang ini secara lahiriah adalah orang-orang yang “tampak rohani.” Paulus
berkata bahwa orang-orang ini hidup di dalam hawa nafsu daging dan memiliki
pikiran yang jahat.
-
Dalam ayat 3 bagian akhir Paulus berkata “mereka yang lain.” Jadi, dari semua
ini jelaslah bahwa ketiga hal itu merupakan keadaan dari semua manusia yang
berdosa.
Lalu
bagaimana dengan keadaan manusia karena kasih karunia Allah?
II. Keadaan Manusia Karena kasih
Karunia
Bagaimana Tindakan Allah untuk
manusia yang berdosa atau mati secara rohani tersebut? (ayat 4-7)
Pada
dasarnya, orang-orang yang berdosa seharusnya mendapat murka Allah. Tapi Allah
yang Mahakasih memberi rahmat-Nya kepada manusia. Ayat 4: “Tetapi
Allah....” Kalimat ini menunjukkan bahwa Allahlah yang mengambil inisiatif
pada waktu Ia melihat manusia secara alamiah itu (bdk. Kej 3:8-9).
Selain itu juga karena “rahmat,” “kasih” (ay. 4), “kasih karunia”
(ay. 5,8) dan “kebaikan-Nya” (ay. 7). Dalam hal ini kita melihat apa yang
telah Allah perbuat:
a.
Ia “menghidupkan” (ay. 5), “membangkitkan” (ay. 6). Orang-orang
berdosa bukannya sakit, melainkan mati. Mereka bukan hanya perlu disadarkan,
tetapi harus dibangkitkan.
b.
Ia menyelamatkan (ayat 8). Apa artinya keselamatan? Keselamatan adalah lebih
dari sekedar pengampunan. Keselamatan adalah pembebasan dari 3 hal yang
merupakan keadaan manusia (mati karena dosa dan pelanggaran, menjadi budak dosa
dan di bawah murka Allah). Jadi, keselamatan itu adalah anugerah/pemberian
Allah (ay. 8), bukan karena kesalehan atau kebaikan kita. Itu sebabnya
tidak ada bagian dalam hidup kita yang layak untuk kita sombongkan (ay. 9)
Jadi, apa tujuan Allah menyelamatkan
kita orang yang berdosa?
- Supaya
kita menjadi ciptaan yang baru di dalam Kristus (ay. 10; band: Efesus 4:17-32).
Kita bukan lagi menjadi orang yang mati secara rohani tetapi orang-orang yang
hidup sesuai dengan kehendak Allah.
- Melakukan
pekerjaan yang baik. Pekerjaan yang baik bukan untuk supaya kita diselamatkan, namun
kita yang sudah diselamatkan seharusnya menunjukkan hasil dari keselamatan
tersebut yaitu sebuah kehidupan yang menjadi berkat bagi orang lain atau
menjadi orang Altruis (Altruis = selalu memikirkan kebaikan untuk orang lain)
dan memuliakan nama Tuhan.
Semua
itu terjadi karena kasih karunia Allah. Kita diselamatkan bukan titik akhir
dari tujuan hidup kita, melainkan kita diselamatkan untuk mengerjakan pekerjaan
baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya. Semoga Tuhan menolong dan
memampukan kita. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar