ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Sabtu, 15 Maret 2014

Ringkasan Khotbah Pdt. Titus Liem: Dari Mati Menjadi Hidup (Minggu, 09 Maret 2014)

Dari Mati Menjadi Hidup
Efesus 2:1-10

Ringkasan Khotbah Pdt. Titus Liem  - Minggu, 09 Maret 2014

Banyak orang yang mengenakan salib sebagai simbol dan atribut. Namun, apakah mereka benar-benar pernah mengerti dan merenungkan apa makna salib bagi mereka? Dalam minggu-minggu mengenang sengsara Tuhan Yesus, betapa pentingnya kita kembali merenungkan arti Salib bagi kita. Dalam ayat 1-3 Paulus mengajak jemaat Efesus untuk mengingat keadaan mereka dahulu, yaitu keadaan sebelum mereka mengenal Kristus.

I. Mati Karena Dosa dan Pelanggaran (ayat 1)
Di ayat 1, dikatakan bahwa “Dahulu kamu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaranmu dan dosa-dosamu”. Orang tanpa Kristus dikatakan mati. Dalam Alkitab, istilah “kematian” pada dasarnya adalah “perpisahan”, bukan hanya secara jasmani pada saat rohnya berpisah dari tubuhnya (Yak. 2:26) tetapi juga secara rohani, pada saat roh terpisah dari Allah (Yes. 59:2).

1. Apa yang menjadi penyebab kematian rohani itu?
Ayat 1 mengatakan bahwa penyebab “kematian” itu adalah karena “…pelanggaran-pelanggaranmu dan dosa-dosamu”. Pelanggaran berarti mengikuti jalan yang salah. Dosa adalah kegagalan untuk mencapai sasaran hidup yang ditetapkan oleh Allah.

2. Diperbudak oleh dosa (ayat 2).
Pada ayat  2a terdapat 2 kata kerja yaitu: mengikuti dan mentaati, yang menunjukkan suatu gaya hidup/kebiasaan. Jadi, ini menunjukkan bahwa manusia itu sudah begitu terbiasa berbuat dosa. Dengan kata lain, manusia itu diperbudak oleh dosa.

3. Ada di bawah murka atau hukuman Allah (ayat 3).
Ayat 3, orang-orang yang harus dimurkai. Jadi, semua manusia berada di bawah murka Allah. 

4. Siapakah orang orang yang dimaksukan oleh Paulus ini?
- Paulus dalam ayat 1-2 menggunakan kata “kamu” (orang Efesus  atau non Yahudi; band. ayat 11). Secara lahiriah mereka adalah orang-orang yang berdosa dan melakukan pelanggaran atau kejahatan
- Ayat 3, Paulus berkata “kami” (orang Yahudi), termasuk di dalamnya Paulus. Orang-orang ini secara lahiriah adalah orang-orang yang “tampak rohani.” Paulus berkata bahwa orang-orang ini hidup di dalam hawa nafsu daging dan memiliki pikiran yang jahat.
- Dalam ayat 3 bagian akhir Paulus berkata “mereka yang lain.” Jadi, dari semua ini jelaslah bahwa ketiga hal itu merupakan keadaan dari semua manusia yang berdosa. 
Lalu bagaimana dengan keadaan manusia karena kasih karunia Allah?

II. Keadaan Manusia Karena kasih Karunia
Bagaimana Tindakan Allah untuk manusia yang berdosa atau mati secara rohani tersebut? (ayat 4-7)
Pada dasarnya, orang-orang yang berdosa seharusnya mendapat murka Allah. Tapi Allah yang Mahakasih memberi rahmat-Nya kepada manusia. Ayat 4: “Tetapi Allah....” Kalimat ini menunjukkan bahwa Allahlah yang mengambil inisiatif pada waktu Ia melihat manusia secara alamiah itu (bdk. Kej 3:8-9).   Selain itu juga karena “rahmat,” “kasih” (ay. 4), “kasih karunia” (ay. 5,8) dan “kebaikan-Nya” (ay. 7). Dalam hal ini kita melihat apa yang telah Allah perbuat:
a. Ia “menghidupkan” (ay. 5), “membangkitkan” (ay. 6). Orang-orang berdosa bukannya sakit, melainkan mati. Mereka bukan hanya perlu disadarkan, tetapi harus dibangkitkan.
b. Ia menyelamatkan (ayat 8). Apa artinya keselamatan? Keselamatan adalah lebih dari sekedar pengampunan. Keselamatan adalah pembebasan dari 3 hal yang merupakan keadaan manusia (mati karena dosa dan pelanggaran, menjadi budak dosa dan di bawah murka Allah). Jadi, keselamatan itu adalah anugerah/pemberian Allah (ay. 8), bukan karena kesalehan atau kebaikan kita. Itu sebabnya tidak ada bagian dalam hidup kita yang layak untuk kita sombongkan (ay. 9)

Jadi, apa tujuan Allah menyelamatkan kita orang yang berdosa?
- Supaya kita menjadi ciptaan yang baru di dalam Kristus (ay. 10; band: Efesus 4:17-32). Kita bukan lagi menjadi orang yang mati secara rohani tetapi orang-orang yang hidup sesuai dengan kehendak Allah.
- Melakukan pekerjaan yang baik. Pekerjaan yang baik bukan untuk supaya kita diselamatkan, namun kita yang sudah diselamatkan seharusnya menunjukkan hasil dari keselamatan tersebut yaitu sebuah kehidupan yang menjadi berkat bagi orang lain atau menjadi orang Altruis (Altruis = selalu memikirkan kebaikan untuk orang lain) dan memuliakan nama Tuhan.

Semua itu terjadi karena kasih karunia Allah. Kita diselamatkan bukan titik akhir dari tujuan hidup kita, melainkan kita diselamatkan untuk mengerjakan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya. Semoga Tuhan menolong dan memampukan kita. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar