PANDANGLAH
SALIB-NYA
IBRANI 12:1-13
Ringkasan Khotbah
Pdt. Tikijo Hardjowono- Minggu, 20 April 2014
Paskah
memberikan jaminan kemenangan kepada setiap orang percaya.
Kematian Kristus telah mematahkan belenggu
dosa yang mengikat kita. Oleh kematian-Nya kita beroleh hidup, oleh
bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh. Kebangkitan Kristus yang menyatakan dengan
jelas bahwa Kristus bukan saja disalib, menderita dan mati untuk menanggung
dosa kita, tetapi dia BANGKIT mengalahkan maut menjadi jaminan hidup kekal
kita.
Lalu mengapa kita masih di sini?
Sebab Tuhan masih mengutus kita dalam sebuah pertandingan yang ditetapkan bagi
kita, yakni supaya kita hidup memuliakan Allah. “Karena kita mempunyai
banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan
semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun
dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”(Ibr.12:1)
Bagaimana kita
melakukannya?
Dengan
menanggalkan semua beban dosa. Dosa-dosa
merintangi kita untuk menjadi saksi Kristus. Apakah itu? Kesenangan-kesenangan
kita yang bertentangan dengan Firman Tuhan (dosa sex, ketamakan, kebohongan,
dst). Dalam sebuah pertandingan seorang
pelari akan memakai pakaian seringan mungkin, bahkan dalam olimpiade kuno
mereka “telanjang” supaya bisa berlari dan finish dengan baik. Kita harus
menanggalkan semua kenyamanan dan nafsu kita agar bisa mengakhiri hidup
dengan baik dan tidak hidup sia-sia.
Dan dengan
bertekun. Pertandingan ini seperti lari
marathon. Perlu stamina dan daya tahan yang panjang. Kapan pertandingan itu
berakhir: saat kita menyelesaikan tugas kita di dunia, menjadi saksi
memuliakan nama-Nya dan kita dipanggil pulang.
Apakah itu mudah? Tidak. Surat Ibrani sesungguhnya ditujukan pada
seluruh jemaat Yahudi yang mula-mula. Di tulis sekitar tahun 65-69 di mana
mereka menghadapi masa-masa yang sulit, penganiayaan yang nantinya berpuncak
pada penghancuran Bait Allah dan diaspora.
Bagaimana supaya
kita bisa menang?
1. Pandanglah
“salib” dan ingatlah Kristus yang menjadi pemimpin kita, jaminan keselamatan
kita. “Marilah kita melakukannya dengan mata
yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman
kita itu kepada kesempur-naan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul
salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah
kanan takhta Allah” (Ibr. 12:2). Saya paling
suka lagu “pandanglah pada Yesus” dalam persekutuan doa, sebab hanya dengan
memandang Dia saja kita bisa tahan terhadap godaan daging kita dan kesenangan
dunia ini. Ingatlah bahwa semua yang di dunia akan berlalu dan hanya Kristuslah
harta kita dan kemuliaan kita sesungguhnya sampai kepada hidup yang kekal.
2. Pandanglah
“salib” dan bersyukurlah dalam penderitaan. Sebab kita mempunyai teladan: Kristus yang sudah menderita bagi
kita dengan tekun. Mengapa kita takut menderita baginya? Marilah kita berdiri
tegak menentang dunia yang berdosa ini dan memberitakan Injil keselamatan-Nya. “Ingatlah
selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap
diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan
putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan
darah”(Ibr.12:3-4).
Sebab di dalam Kristus kita adalah
anak-anak Allah yang dikasihi, namun dididik dan didisiplin oleh-Nya, supaya
kita semakin bisa menjadi terang bagi kemuliaan-Nya. Penulis Ibrani memberikan
kesimpulan yang hebat tentang penderitaan yang kita alami: Itu semua diijinkan
atau dilakukan Bapa untuk kebaikan kita. “Dan sudah lupakah kamu akan nasihat
yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah
anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang
diakui-Nya sebagai anak.”(Ibr.12:5-6)
Betapa sering kita hanya bersyukur
untuk apa yang enak dan menggerutu untuk apa yang tidak enak padahal kita
memerlukan semuanya itu (yang enak dan yang tidak enak) untuk menjadi semakin
serupa Kristus. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28).
Apa yang harus
kita lakukan? Kalau itu salah kita, segera
menyadari kasih Tuhan dan didikan-Nya, bertobat serta bersyukur.
Kalau bukan karena kita, bersyukur karena ada maksud Tuhan yang baik di
baliknya.
3. Akhirnya,
pandanglah salib, jadilah kuat sebab ketika Dia datang menjemput kita, jerih
payah kita tidak sia-sia. “Sebab itu kuatkanlah tangan yang
lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang
pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh”(Ibr.12:12-13). Hidup orang percaya sama dengan hidup semua orang. Kita menghadapi
tantangan dan godaan yang sama, bahkan mungkin karena kita Kristen jadi lebih
besar. Apapun keadaanmu pandanglah salib, peganglah kuat-kuat. Ingatlah Yesus
yang tidak ada lagi di san. Dia sekarang raja di surga.
Bersyukurlah dalam pergumulan
hidupmu. Setialah dalam iman. Taatilah firman Tuhan. Bertekunlah sampai Dia
datang. Kristus yang sudah bangkit, yang menang atas maut, yang sekarang
duduk di sebelah kanan bapa, akan menyertai dan menganugerahkan upah yang abadi
di sorga.
SOLI DEO GLORIA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar