ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Jumat, 25 April 2014

Ringkasan Khotbah Pdt. Tikijo Hardjowono, "Pandanglah Salib-Nya" - Minggu, 20 April 2014

PANDANGLAH SALIB-NYA
IBRANI 12:1-13

Ringkasan Khotbah Pdt. Tikijo Hardjowono- Minggu, 20 April 2014

Paskah memberikan jaminan kemenangan kepada setiap orang percaya.
Kematian Kristus telah mematahkan belenggu dosa yang mengikat kita. Oleh kematian-Nya kita beroleh hidup, oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh. Kebangkitan Kristus yang menyatakan dengan jelas bahwa Kristus bukan saja disalib, menderita dan mati untuk menanggung dosa kita, tetapi dia BANGKIT mengalahkan maut menjadi jaminan hidup kekal kita.
Lalu mengapa kita masih di sini? Sebab Tuhan masih mengutus kita dalam sebuah pertandingan yang ditetapkan bagi kita, yakni supaya kita hidup memuliakan Allah. “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”(Ibr.12:1)

Bagaimana kita melakukannya?
Dengan menanggalkan semua beban dosa. Dosa-dosa merintangi kita untuk menjadi saksi Kristus. Apakah itu? Kesenangan-kesenangan kita yang bertentangan dengan Firman Tuhan (dosa sex, ketamakan, kebohongan, dst).  Dalam sebuah pertandingan seorang pelari akan memakai pakaian seringan mungkin, bahkan dalam olimpiade kuno mereka “telanjang” supaya bisa berlari dan finish dengan baik. Kita harus menanggalkan semua kenyamanan dan nafsu kita agar bisa mengakhiri hidup dengan  baik dan tidak hidup sia-sia.

Dan dengan bertekun. Pertandingan ini seperti lari marathon. Perlu stamina dan daya tahan yang panjang. Kapan pertandingan itu berakhir: saat kita menyelesaikan tugas kita di dunia, menjadi saksi memuliakan nama-Nya dan kita dipanggil pulang.

Apakah itu mudah? Tidak.  Surat Ibrani sesungguhnya ditujukan pada seluruh jemaat Yahudi yang mula-mula. Di tulis sekitar tahun 65-69 di mana mereka menghadapi masa-masa yang sulit, penganiayaan yang nantinya berpuncak pada penghancuran Bait Allah dan diaspora.

Bagaimana supaya kita bisa menang?

1. Pandanglah “salib” dan ingatlah Kristus yang menjadi pemimpin kita, jaminan keselamatan kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempur-naan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibr. 12:2). Saya paling suka lagu “pandanglah pada Yesus” dalam persekutuan doa, sebab hanya dengan memandang Dia saja kita bisa tahan terhadap godaan daging kita dan kesenangan dunia ini. Ingatlah bahwa semua yang di dunia akan berlalu dan hanya Kristuslah harta kita dan kemuliaan kita sesungguhnya sampai kepada hidup yang kekal.

2. Pandanglah “salib” dan bersyukurlah dalam penderitaan. Sebab kita mempunyai teladan: Kristus yang sudah menderita bagi kita dengan tekun. Mengapa kita takut menderita baginya? Marilah kita berdiri tegak menentang dunia yang berdosa ini dan memberitakan Injil keselamatan-Nya. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah”(Ibr.12:3-4).
Sebab di dalam Kristus kita adalah anak-anak Allah yang dikasihi, namun dididik dan didisiplin oleh-Nya, supaya kita semakin bisa menjadi terang bagi kemuliaan-Nya. Penulis Ibrani memberikan kesimpulan yang hebat tentang penderitaan yang kita alami: Itu semua diijinkan atau dilakukan Bapa untuk kebaikan kita. Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”(Ibr.12:5-6)
Betapa sering kita hanya bersyukur untuk apa yang enak dan menggerutu untuk apa yang tidak enak padahal kita memerlukan semuanya itu (yang enak dan yang tidak enak) untuk menjadi semakin serupa Kristus. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28).
Apa yang harus kita lakukan? Kalau itu salah kita, segera menyadari kasih Tuhan dan didikan-Nya, bertobat serta bersyukur. Kalau bukan karena kita, bersyukur karena ada maksud Tuhan yang baik di baliknya.

3. Akhirnya, pandanglah salib, jadilah kuat sebab ketika Dia datang menjemput kita, jerih payah kita tidak sia-sia. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh”(Ibr.12:12-13). Hidup orang percaya sama dengan hidup semua orang. Kita menghadapi tantangan dan godaan yang sama, bahkan mungkin karena kita Kristen jadi lebih besar. Apapun keadaanmu pandanglah salib, peganglah kuat-kuat. Ingatlah Yesus yang tidak ada lagi di san. Dia sekarang raja di surga.

Bersyukurlah dalam pergumulan hidupmu. Setialah dalam iman. Taatilah firman Tuhan. Bertekunlah sampai Dia datang. Kristus yang sudah bangkit, yang menang atas maut, yang sekarang duduk di sebelah kanan bapa, akan menyertai dan menganugerahkan upah yang abadi di sorga.

SOLI DEO GLORIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar