ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Sabtu, 10 Mei 2014

Ringkasan Khotbah Pdt. Tikijo Hardjowono, "Penatalayan Yang Diperkenan Tuhan" - Minggu, 04 Mei 2014

PENATALAYAN YANG DIPERKENAN TUHAN

Ringkasan Khotbah Pdt. Tikijo Hardjowono - Minggu, 04 Mei 2014

1 KORINTUS 4:1-2
“Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, (dan pelayan-pelayan) yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.  Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.”

Kata “pelayan atau penatalayan” yang terdapat dalam ayat di atas berasal dari istilah Yunani “oikonomos” (“oikos”=rumah; “nomos” =pengaturan/pengelolaan) yang merupakan sebutan bagi seseorang yang bekerja sebagai pengatur/pengelola urusan rumah tangga (1Pet.4:10). Dalam PL kata itu dikenakan pada Yusuf yang menjadi “kuasa” di rumah Potifar (Kej.39:4). Dalam PB Tuhan Yesus sering memakai kata ini dalam perumpamaan-Nya (uang mina, Luk.19:11-27; talenta, Mat.25:12-30; hamba yang bijaksana dan bodoh, Luk.12:35-48, Mat.24:45-51; penggarap kebun anggur, Luk.20:9-19, Mar.12:1-12, Mat.21:33-46).
Prinsip Alkitab tentang penatalayanan adalah Tuhan adalah Sang Pemilik: Dia pemilik segalanya (Mzm.24:1), Dia mengendalikan segalanya (Mzm.135:6), dan Dia yang memeliharakan segala kepunyaan-Nya (Flp.4:19). Manusia hanyalah pengguna/penatalayan milik Tuhan yang harus bertanggungjawab kepada-Nya, dan kita harus setia dan dapat dipercayai (1Kor.4:2).
Dalam dua perumpamaan Tuhan Yesus tentang penatalayanan (uang mina, Luk.19:11-27; dan talenta, Mat.25:12-30) kita menemukan 5 kebenaran yang penting:
1. Kita sering berpikir bahwa meskipun Tuhan memberikan semua kemampuan, milik, dan kesempatan kepada kita, Dia tidak akan memerhatikan  jika kita tidak menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Dia memerhatikan dan mengharapkan kita MELIPATGANDAKANNYA dengan sebaik-baiknya bagi kerajaan-Nya (Mat.16:27; Wah.22:12).
2. Kita sering berpikir bahwa jika Tuhan memberi upah pada kita, upahnya akan merupakan pujian yang sama rata bagi semua orang dan  tidak berpengaruh bagi kesempatan dalam masa depan kekal kita di kerajaan-Nya. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Dia akan memberi upah yang akan sama proporsinya dengan seberapa banyak kita telah melipatgandakan kehidupan kita dan akan berpengaruh besar bagi kesempatan dalam masa depan kekal kita di kerajaan-Nya (Luk.19:17; Mat.25:21).
3. Kita sering berpikir bahwa jika kita tidak bekerja bagi Tuhan dengan apa yang telah diberikan-Nya untuk kita kelola, hal terburuk yang mungkin terjadi adalah tidak menerima upah. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa jika kita tidak bekerja bagi Tuhan dengan apa yang telah diberikan-Nya untuk kita kelola, hal terburuk yang mungkin terjadi adalah menderita kerugian (1Kor.3:13-14).
4. Kita sering berpikir bahwa seperti pola penghargaan di sekitar kita, Tuhan akan memberikan penghargaan berdasarkan apa yang telah kita lakukan dibandingkan dengan apa yang dapat diberikan orang lain. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Dia akan memberikan penghargaan berdasarkan apa yang telah kita lakukan dibandingkan dengan apa yang telah tuhan berikan di dalam diri kita.
5. Kita sering berpikir bahwa menjadi penatalayan Tuhan yang setia berarti sekedar tidak banyak  berbuat dosa dan tidak berhenti  melayani. Melayani Tuhan dengan setia berarti melayani dengan segenap hati (cf. Kol. 3:23-24; Mat. 13:44; Mat. 22:37) untuk memberikan yang terbaik (cf. Kol 3:23-24; Mal 1:6-14; Fil 2:5-8).
Sebagai orang percaya kita adalah penatalayan milik Tuhan dan kita harus setia. Saat kita setia kita akan mendapat keuntungan: (1) Kita akan bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan; (2) Kita akan bertumbuh dalam karakter ilahi; (3) Kita akan memiliki kedamaian dan kestabilan hidup; (4) dan akhirnya, kita akan menerima upah kekal di sorga.
Soli Deo Gloria.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar