BAB
III
ALLAH DAN GEREJA
Keluaran 3:14
Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU."
Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU
telah mengutus aku kepadamu."
1.
Bagaimana kita
tahu bahwa Allah itu ada ?
Keberadaan
Allah secara umum disadari oleh setiap manusia, sekalipun ada orang-orang yang tidak
mengakui keberadaan Allah (atheis). Namun membuktikan "Allah tidak ada" pada
kenyataannya jauh lebih sukar daripada mengaminkan keberadaan-Nya. Keberadaan
Allah secara umum dapat dibuktikan melalui:
·
Hukum sebab -akibat dalam keberadaan dunia ini (cosmological
argument).
·
Hukum alam dan keteraturan dunia ini (geological
argument).
·
Keberadaan manusia (anthropological
argument).
·
Hukum moral (moral argument).
·
Adanya konsep Allah yang universal (ontological
argument).
2.
Bagaimanakah orang
Kristen mengenali Allahnya ?
·
Melalui Penyataan Umum (general
revelation), yaitu Allah menyatakan diri-Nya
kepada manusia melalui
alam semesta. Dari ciptaan-Nya secara langsung kita bisa melihat dan merasakan
keberadaan dan keagungan-Nya (Maz. 19:1-7). Tetapi wahyu umum ini hanya
memberitahukan kepada kita akan adanya Allah, bukan pribadi Allah, kehendak-Nya, dan jalan
keselamatan.
·
Melalui Penyataan Khusus (special
revelation), yaitu Allah menyatakan diri-Nya
kepada manusia melalui Firman Tuhan/Alkitab (Maz. 19:8-14; U1.29:29) dan Yesus Kristus
(Yoh. 1:18; 3:31-36). Melalui Penyataan Khusus ini kita bisa mengenal pribadi
Allah, kehendak Allah dan jalan
keselamatan.
3.
Bagaimanakah
keberadaan dan sifat Allah yang dinyatakan Alkitab ?
Kebenaran
dan pribadi Allah yang sempurna tidak mungkin dapat dimengerti secara tuntas
oleh akal dan keberadaan manusia yang sangat terbatas. Ada aspek tentang Allah
yang tersembunyi (yang misteri), dan
ada aspek yang dinyatakan (yang perlu
kita ketahui sebagai umat-Nya untuk mengenal dan melakukan kehendak-Nya).
Alkitab adalah satu-satunya sarana tertulis
yang dipakai Allah untuk menyatakan kehendak-Nya kepada manusia (Ul. 29:29).
Keberadaan/hakekat
Allah menurut Alkitab adalah :
·
Allah adalah Roh (Yoh. 4:24)
·
Allah adalah Pencipta (Kej. 1:1)
·
Allah tidak terbatas (Maz. 139)
·
Allah itu kekal (Kej. 21:33)
Sifat-sifat
Allah :
a.
Sifat-sifat non-moral (cf: Mazmur 139) :
·
Maha Hadir (omnipresence)
·
Maha Tahu (omniscience )
·
Maha Kuasa (omnipotence).
·
Tidak berubah.
b. Sifat-sifat moral:
Nama
Allah dalam Alkitab menyatakan hubungan,
sifat dan karya-Nya di tengah umat-Nya. Melalui nama, yang
menunjukkan bagaimana Dia dikenali Israel, kita bisa mengenali sifat dan
karya-Nya yang juga akan diberlakukan kepada kita. Beberapa Nama Allah dalam
Alkitab :
·
YHWH - YEHUVAH/YAHWEH/TUHAN, nama perjanjian Allah dengan umat-Nya (Kel. 20 :2-; U1.6 :4). Dari nama ini,
berkembang beberapa nama lain, yakni:
o
YEHOVAH TSEBAOTH, menunjuk kuasa-Nya atas tentara Israel malaikat-malaikat dan bintang-bintang (1 Sam. 4 : 4; Yes. 37 : 16; Maz. 80:
1,4; Maz. 89).
o
YEHOVAH RAPHA, berarti Allah yang menyembuhkan (Kel. 15:26)
o
YEHOVAH JIREH, berarti Allah yang
menyediakan/mencukupi (Kej. 22:8,14)
o
YEHOVAH TSIDKENU, berarti Allah lah keadilan kita (Yer. 23:6; 33:16)
o
YEHOVAH SHALOM, berarti Allah sang pemberi damai (Hak. 6:24)
·
El, Elyon, Elohim, yang berarti Allah. Ini nama Allah yang
umum, dipakai dalam penciptaan (Kej. 1). Dalam PB setara dengan Theos. Nama yang berkembang dari ini
misalnya El-Shaddai, Allah yang Maha Kuasa (Kel.6:2) dan lain-lain.
· Adonai (PL), Kurios (PB), sebutan yang menunjuk Allah sebagai
tuan/Tuhan.
· Pater, berarti Bapa, sebutan yang
dipakai Tuhan Yesus dan diajarkan kepada umat-Nya (Mat. 6:9).
Orang
Kristen percaya kepada satu
Allah (Ul. 6:4). Sekalipun kita
percaya bahwa keesaan Allah itu bukanlah berarti tunggal. Alkitab justru
menunjukkan bahwa keberadaan Allah yang tunggal bisa bermakna jamak di dalam
diri-Nya (Kej. 1:26-27; nama Elohim, dan
sebagainya).
Istilah
Tritunggal/Trinitas bukan menjelaskan relasi dari tiga Allah, tetapi satu Allah
yang mempunyai tiga pribadi. Istilah ini dipergunakan sebagai usaha untuk
menjelaskan kepenuhan dari Allah; baik dalam keesaan-Nya maupun dalam hal
keragaman-Nya. Formulasi Trinitas/Tritunggal yang telah dikemukakan oleh gereja
purba (Konsili Nicea, 325 M) dan Bapak-bapak gereja (Tertulianus dan Anatasius) adalah: Allah itu satu esensi dan tiga pribadi.
Istilah Trinitas/Tritunggal sendiri tidak terdapat
dalam Alkitab, tetapi konsepnya dengan jelas diajarkan oleh Alkitab. Alkitab
dengan tegas menyatakan keesaan Allah (Ul. 6:4), tetapi juga menyatakan dengan
tegas keilahian tiga Pribadi Allah : Bapa, Putra dan Roh Kudus (Mat. 28:19). Dengan demikian,
konsep Allah Tritunggal bukan karangan gereja, tapi berita Alkitab itu sendiri.
Gereja
menolak ajaran bidat modalisme dan triteisme. Modalisme adalah ajaran yang menyangkali
perbedaan pribadi-pribadi yang ada di dalam Allah, yang menyatakan bahwa Bapa, Putra dan Roh Kudus
hanyalah merupakan tiga cara Allah dalam menyatakan diri-Nya. Sedangkan Triteisme menyatakan bahwa ada tiga keberadan yang
menjadi Allah.
Setiap
Pribadi dalam Trinitas mempunyai peran yang berbeda. Karya keselamatan adalah
karya Allah Tritunggal; namun dalam pelaksanaannya ada peran yang
berbeda yang dikerjakan oleh Bapa, Putra dan Roh Kudus. Bapa memprakasai penciptaan dan penebusan; Anak melaksanakan karya penebusan; dan Roh Kudus melahirbarukan dan menguduskan dalam rangka mengaplikasikan penebusan pada
orang-orang percaya.
Doktrin
Tritunggal ini tidak secara lengkap menjelaskan karakter dan keberadaan Allah
yang bersifat misteri; tetapi inilah kenyataan yang diajarkan Alkitab yang
harus kita terima dengan iman dan menjadi batasan cara beipikir kita tentang
ketuhanan.
Tidak! Sebab tidak ada
ciptaan apapun yang dapat menggambarkan penciptanya secara tepat. Memang ada
gambaran-gambaran dari keadaan alam dan manusia yang memungkinkan kita untuk
dapat mengerti dan menerima keberadaan itu. Namun harus tetap diingat bahwa
semua penggambaran itu tidak mungkin menggambarkan keberadaan sesungguhnya dari
ketritunggalan Allah. Yang bisa kita amati dan terima sangat terbatas,
sedangkan Allah adalah Roh yang kekal dan yang tidak terbatas
keberadaannya.
Doktrin
tritunggal
merupakan pengajaran yang penting bagi gereja tentang keberadaan Allah yang
menjadi penentu keberadaan gereja di muka bumi ini. Dengan kebenaran ini, kita yakin bahwa:
·
Yang menebus dan menyelamatkan orang percaya adalah Allah sendiri, sehingga
penebusan itu mempunyai aspek kekekalan dan kesempumaan yang mutlak.
·
Yang memimpin dan menyertai gereja adalah Allah sendiri, sehingga tidak
ada apapun yang bisa terjadi pada gereja yang di luar kontrol dan kehendak
Allah yang sempurna.
·
Yang mempersatukan gereja adalah Allah sendiri, sehingga dalam
iman kita percaya bahwa segala perbedaan yang ada dalam gereja hari ini (yang
masih sesuai dengan ajaran Firman Tuhan) tidak menceraiberaikan persaudaraan
kita dalam Kristus Yesus.
·
Alkitab dan
ajaran gereja dijagai oleh Allah sendiri sampai pada
akhir zaman.
·
Pelayanan dan doa gereja serta orang percaya secara pribadi akan di
tuntun, disempumakan dan diteguhkan
oleh Allah sendiri.
Di
akhir zaman Allah sendiri yang akan menghakimi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar