DAMPAK KEPUTUSAN SEORANG AYAH
Ringkasan Khotbah Ev. Matius Siswanto, 16 Juni 2013
Pada
Abad 18, hidup 2 orang yang bernama Jonathan Edward dan Max Jukes. Jonathan
Edwards memutuskan untuk hidup menjadi
hamba Tuhan dan sangat mengasihi Tuhan seumur hidupnya. Ia membangun keluarganya dengan takut akan
Tuhan. Sebagai hasilnya, sejarah
mencatat bahwa dari keturunannya didapati sebagai berikut: 1 wakil presiden
Amerika, 3 senator Amerika, 3 gubernur di Amerika, 3 walikota di Amerika, 13
presiden universitas, 30 hakim, 65 profesor, 80 pemegang jabatan publik, 100
pengacara dan 100 misionaris. Sedangkan Max Jukes, memutuskan untuk hidup
menjadi seorang pemabuk, hidupnya nggak karuan dan ia tidak menghargai
keluarganya. Ia hidup dengan caranya
sendiri, bukan dengan cara Tuhan.
Sejarah mencatat bahwa dari keturunannya didapati: 7 pembunuh, 60
pencuri, 50 wanita yang tidak benar, 130 narapidana, 310 Orang miskin, 400
cacat, dan keturunannya telah merugikan negara lebih dari US$ 1.250.000 (sekitar
12 milyar). Dari contoh dua orang di atas kita melihat betapa besarnya dampak
yang ditimbulkan dari sebuah keputusan yang diambil oleh seorang ayah bagi
keluarganya.
1. TUHAN MEMBERIKAN BERKAT
MELALUI LAKI-LAKI YANG TAKUT AKAN TUHAN (1, 4). Pengertian “takut akan
Tuhan” adalah memiliki hati yang hormat kepada Allah dan membuktikannya dengan
selalu tunduk pada kehendak Tuhan. Di dalam Alkitab bahasa Jawa kata
"takut" diterjemahkan dengan "ngabekti" yang berarti
berbakti kepada Allah: "Rahayu saben wong kang ngabekti marang Pangeran
Yehuwah." Jadi, seorang yang takut akan Allah adalah seorang yang
mengabdikan diri kepada Allah dengan penuh rasa hormat. Keputusan seorang ayah
memiliki pengaruh yang sangat besar kerena ayah dipilih oleh Allah untuk
menjadi kepala keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap keadaan
keluarganya. Karena itu, tidak heran jika Allah menuntut pertanggungjawaban
keluarga pada seorang ayah.
Bukti
bahwa Allah menuntut pertanggungjawaban keluarga dari seorang ayah dapat kita
lihat dari beberapa kasus yang tercatat dalam Alkitab: Ketika Adam dan Hawa
jatuh ke dalam dosa maka yang dimintai pertanggungjawaban terlebih dahulu
adalah Adam. (Kejadian 3:17-19). Ketika anak-anak Imam Eli melakukan
perbuatan-perbuatan yang tidak menghormati Tuhan maka Allah menegur bahkan
menghukum Imam Eli (lih. 1 Samuel 2:29). Jadi, tanggung jawab utama harus
dipegang oleh seorang ayah
Takut
akan Tuhan adalah sebuah keputusan. Artinya, ini tidak terjadi dengan sendirinya pada setiap
orang. Ini adalah sebuah pilihan.
Seorang laki-laki bisa saja memutuskan untuk tidak takut akan Allah. Itu
semua sangat tergantung pada pilihannya dan Allah tidak mau memaksanya. Allah
tidak pernah memaksa umat-Nya untuk memilih takut kepada Allah. Yosua dan
keluarga menyembah Allah karena mereka memilih takut akan Allah. Kalau kita
menjadi orang Kristen kemudian dibaptis, tidak secara otomatis kita akan
menjadi orang yang takut akan Tuhan. Ada banyak pilihan di tangan seorang ayah.
Ketika kita sampai di sekitar gereja, kita kesulitan mendapatkan tempat parkir
yang dekat, saudara bisa memilih tetap beribadah walaupun parkirnya agak jauh
dari gereja. Atau saudara akan memilih pulang sambil ngomel. Ayah bisa
memutuskan menghabiskan waktu untuk bisnis dan hobinya, atau ayah akan
menghabiskan waktu untuk keluarganya. Semua ada dampaknya.
2. DAMPAK KEPUTUSAN SEORANG
AYAH
Ketika
Yosua memutuskan untuk memilih beribadah kepada Allah, maka ia menerima janji
Allah, seperti yang tercatat dalam Mazmur 128:
• “Memakan hasil jerih payahmu”
sepadan dengan Tuhan memberkati pekerjaan Yosua sebagai pemimpin sehingga di
bawah kepemimpinannya bangsa Israel mengalami kebangunan rohani yang sangat
luar biasa.
• “Istrimu akan seperti pohon
anggur dan anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun” sepadan dengan keluarga
Yosua yang memiliki kerohanian yang baik.
• “Kebahagiaan Yerusalem”
sepadan dengan Allah mengaruniakan kemakmuran dan keamanan.
• “Melihat anak-anak dari
anak-anakmu” sepadan dengan generasi setelah Yosua yang juga mengalami
kebangunan rohani (lih. Yosua 23 dan 24).
Generasi
berikutnya mengalami berkat dan kemakmuran bukan semata-mata karena mereka
keturunan Israel yang secara otomatis menjadi umat pilihan Allah, tetapi karena
mereka melihat teladan iman yang benar dari para pendahulunya dan mereka
mengikuti jejaknya.
Apa
yang dilakukan oleh seorang ayah akan diamati oleh anak-anaknya dan mereka akan
hidup seperti orang tuanya. Kalau seorang ayah menghormati orang tuanya maka
generasi berikutnyapun juga akan menghormati kita. Kalau seorang ayah memiliki
hati yang takut akan Tuhan, maka generasi berikutnya juga takut akan Tuhan.
Memutuskan jadi ayah yang takut akan
Tuhan bukanlah hal yang mudah, karena banyak godaan.
Sebagai
seorang ayah marilah kita berkomitmen untuk memegang peran sebagai kepala
keluarga. Bagi para istri, dukunglah para suami. Bagi para anak, doakanlah para
ayah agar mereka bisa memikul tanggung jawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar