ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Selasa, 02 Juli 2013

RINGKASAN KHOTBAH - "JANGAN MARAH ( Matius 5:21-22 )"

Yesus Berkata: “Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum...” ( Matius 5:21-22 )

Ringkasan Khotbah Ev. Edwin Tjobo, Minggu 23 Juni 2013 

Rangkaian Khotbah di Bukit ini merupakan salah satu bagian yang penting dalam pengajaran Tuhan Yesus. Dalam Matius 5:17, Tuhan Yesus berkata: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."  Karena tidak ada seorang pun yang sanggup melakukan Hukum Taurat, kecuali Diri-Nya. Dia mau memberikan cara pandang yang baru bagi kita tentang bagaimana berelasi dengan Tuhan. Bahkan di bagian terakhir dari Khotbah di Bukit dikatakan: "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat" (Matius 7:28-29).
Dalam Matius 5:21-22, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari.

1.    KEMARAHAN YANG MENDENDAM
"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum." Dalam bagian ini Tuhan Yesus mau mengatakan bahwa di mata Allah bukan hanya orang yang membunuh saja yang bersalah  orang yang marah terhadap saudaranya pun sudah dianggap bersalah, dan patut mendapatkan hukuman. Tuhan Yesus mengajarkan, bahwa tidak cukup bagi manusia untuk hanya tidak ingin membunuh. Manusia harus dapat menghilangkan sama sekali keinginannya untuk melakukan pembunuhan itu. Misalnya, kita tidak pernah memukul seseorang. Tetapi siapakah yang dapat mengatakan, bahwa kita tidak pernah ingin memukul seseorang...???
Dari sini kita temukan satu contoh aturan atau relasi yang baru yang diberlakukan oleh Tuhan Yesus. Kalau Hukum yang lama mengatakan: "Jangan membunuh" (Kel.20:13). Jadi tidaklah cukup kalau seseorang yang membunuh atau memukul orang lain dianggap bersalah, yang dianggap cukup ialah kalau kita sama sekali tidak mempunyai perasaan kasar atau jahat kepada sesama kita. Karena Tuhan mengetahui bukan hanya yang kelihatan, tetapi yang tidak kelihatan pun diketahui-Nya.
Dalam perikop ini dikatakan “setiap orang yang marah.” Kata “marah” disini menggunakan kata orgizomenos. Di dalam tata bahasa Yunani, ada ada dua kata yang menggambarkan kemarahan: Yaitu, pertama adalah thumos yang menggambarkan  kemarahan  seperti nyala api yang keluar dari bahan  yang mudah terbakar. Kemarahan seperti itu akan  cepat membesar, tetapi juga cepat padam. Kemarahan seperti itu cepat muncul, tetapi juga cepat hilang. Yang kedua ialah orge, yang menggambarkan kemarahan sebagai sesuatu yang berurat dan berakar dan sulit  dihilangkan. Orge adalah kemarahan yang berjangka panjang. Kemarahan itu yang tetap hangat di dalam diri seseorang; dan akan demikian terus dalam jangka waktu yang  panjang, bahkan mungkin tidak akan pernah padam. Dalam ayat di atas, kata yang digunakan adalah orgizomenos, kata dasarnya orge. Jadi, kemarahan orge yang Tuhan Yesus katakan harus mendapat hukuman adalah kemarahan yang dipendam begitu lamanya sampai mendendam, kemarahan yang tidak pernah berakhir.
Kalau kita menaati Tuhan Yesus, maka kita harus belajar untuk membuang segala kemarahan yang begitu mendalam yang berurat dan berakar atau kemarahan yang begitu mendendam sampai berkepanjangan dan tidak pernah berakhir.  "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" (Efesus 4:26).
Kemarahan kedua yang harus kita hindari adalah...

2.    KEMARAHAN YANG MEMAKI DAN MENGHINA
Selanjutnya Tuhan Yesus berbicara tentang dua peristiwa di mana kemarahan akan berubah menjadi kata-kata fitnah, makian dan penghinaan, "siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala." Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari diterjemahkan "dan barangsiapa memaki orang lain, akan diadili di hadapan Mahkamah Agama. Dan barangsiapa mengatakan kepada orang lain, 'Tolol,' patut dibuang ke dalam api neraka..."
Ada dua kata yang menarik, yaitu kata "kafir" (rhaka) dan "jahil" (moros). Kata  rhaka agak sulit untuk diterjemahkan, karena kata ini lebih bermakna dalam nada suaranya ketimbang dalam artinya. Nada suara yang keluar dari kata itu mengandung "makian" dan"kesombongan". Ketika kita menyebut orang dengan kata rhaka berarti orang tersebut kita anggap "tolol," “tak berotak," "berkepala kosong," "jelek." Kata ini dipakai oleh orang-orang yang sombong dan tinggi hati, yang selalu menghina serta merendahkan sesamanya. Yang kedua kata “jahil” atau moros juga memiliki arti tolol secara moral. Orang yang hidupnya tidak bermoral. Moros ini adalah umpatan makian yang menyerang karakter orang lain. Moros berarti menghilangkan nama dan reputasi orang tersebut serta mencapnya sebagai pribadi yang tidak kenal aturan dan tidak bermoral. Moros  juga berarti orang yang senang memfitnah, menuturkan cerita palsu tentang orang lain serta suka mempergunjingkan orang lain, suka menggosipkan orang lain.
Tuhan Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa dampak kemarahan yang berkepanjangan itu buruk dan akan membuat kita menjadi orang yang sombong, suka menganggap rendah orang lain, suka memfitnah, suka menuturkan cerita palsu tentang orang lain serta suka mempergunjingkan orang lain, merusak reputasi dan citra diri orang lain. Tuhan Yesus berkata bahwa orang seperti itu patut mendapat hukuman.
Lalu pertanyaannya, bagaimana cara kita menuhankan Kristus di tengah sesama kita? Ingatlah selalu:

1. Kesabaran dan pengendalian diri harus selalu ada dalam diri kita.
  • Matius 5:9..."Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
  • Yakobus 1:19-21, "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu."

2. Ketika kita kita menuhankan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita itu  berarti, seperti kata rasul    Paulus di dalam:
  • Kolose 3:8, “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.”
  • Kolose 3:12-13, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”

Mari kita berdoa, memohon kepada Tuhan Yesus yang adalah Firman Yang Hidup, agar menolong kita dan Roh Kudus yang berdiam dalam diri kita akan memampukan dan mengingatkan kita untuk dapat menjadi pelaku Firman Tuhan. Amin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar