DUTA KRISTUS
(Oleh Wie Wie)
Beberapa
minggu yang lalu saya chatting dengan
teman lama. Dia bercerita pada saya mengenai gambaran umum kebanyakan gereja di
kota tempat ia tinggal. Ia mengatakan bahwa dari beberapa gereja yang ia
datangi, jemaat di sana
kebanyakan hanya manis di mulut saja, begitu pula dengan
khotbah-khotbah yang disampaikan hanya untuk menyenangkan telinga jemaat saja.
Ketika beribadah, sikap mereka sangat menyenangkan, namun ketika keluar dari
gereja, “mereka sama aja tuh kayak aku”
kata teman saya tersebut. Kemudian, dia berkata “sekarang aku lebih sering ke (dia menyebutkan suatu tempat lain)”. Hati saya seperti tertusuk mendengar
pengakuan teman saya tersebut. “hmm, kamu
cari Tuhan atau cari orang baik?” saya berusaha menutupi keterkejutan saya
dengan menggoda teman saya itu. “gimana
bisa ketemu Tuhan kalo suasana gak nyaman,” jawab teman saya.
Sebagai
orang Kristen, saya merasa terpukul karena Tuhan Yesus sepertinya sudah
dipermalukan dengan kelakuan orang Kristen di kota tersebut. Tetapi, saya bersyukur
karena dengan kejadian ini saya pun berkaca apakah saya sering mempermalukan
Tuhan atau mungkin saya sering tidak
sadar telah mempermalukan Dia. Saya
disadarkan satu hal bahwa kitalah duta-duta Kristus. Kita
semua, yang mengaku sebagai pengikut Kristus adalah duta Kristus.
Sebagai
duta Kristus, Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita adalah seperti domba yang diutus
ke tengah serigala. Rasul Paulus pun mengatakan bahwa kita adalah surat Kristus
yang dikenal dan dapat dibaca oleh semua orang. Hal ini berarti kita tidak
hanya harus hidup dengan sesama domba atau menjadi surat yang tersimpan di laci
sampai surat itu rusak dimakan tikus dan rayap, melainkan kita diutus untuk
keluar dari zona nyaman kita. Kita diutus ke dalam bidang kehidupan kita
masing-masing untuk membawa kabar baik dan mewartakan kasih Kristus.
Bagaimana
caranya menjadi duta Kristus yang berhasil menjalankan tugas yang telah
diberikan? Bukan hanya melalui tanda salib yang terpasang dirumah, bukan
sekedar pernak-pernik Kristen yang dipakai, bukan sekedar status Facebook yang
rohani, bukan sekedar gambar-gambar kekristenan, bukan sekedar buku bacaan rohani, bukan
sekedar membaca Alkitab, bukan sekedar air mata yang tertumpah saat ibadah,
bukan sekedar pengetahuan Alkitab yang baik, melainkan hati yang diubahkan,
hati yang mau taat, hati yang mengejar kekudusan dan menyangkal keinginan diri,
dan hidup yang dijalankan dengan berpegang teguh pada Firman Tuhan, itu yang
akan menjadi alat yang paling efektif untuk “mengiklankan” kasih Allah dan
karya keselamatan-Nya.
Belajar
menjadi duta Kristus yang efektif tidaklah mudah, terkadang proses penyangkalan
diri yang harus dilalui sangatlah menyakitkan dan menyita banyak waktu dan
pikiran. Namun, kita percaya bahwa: “Jikalau
kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja
yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”. Mari kita terus membina
hubungan yang akrab dengan Tuhan dan mintalah agar Tuhan memampukan kita
menjadi duta Kristus yang handal dan efektif “Sampai seluruh neg’ri ini, sampai seluruh bumi ini, dipenuhi api
kemuliaan-Mu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar