MATERI PEMBINAAN JEMAAT - S.A.B.A.T
(Sekolah Alkitab Bagi Jemaat)
Malang, 10 dan 24 Juli 2013
Oleh: Ev.
Kian Guan
Prinsip
Penggalian Alkitab
1.
Bacalah!
Mulailah di dalam doa!
a.
Yang kita pelajari
adalah karya Roh Kudus. Minta supaya SANG PENULIS menolong kita.
b.
Mengerti Alkitab
bukan hanya proses intelektual tetapi juga merupakan proses iman.
Bacalah berulang-ulang dan melambat bagian itu! (minimal 7-10 kali)
2.
Galilah!
Observasi:
a.
Pakai SIAPA, APA,
MENGAPA, DI MANA, KAPAN, BAGAIMANA
b.
Alat yang minimal
bisa membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan:
i.
Bagian belakang
Alkitab ada kamus (contoh: Lukas 21:2 “peser”, penjelasan lihat di kamus
belakang Alkitab: mata uang tembaga Yahudi yang paling kecil; menunjukkan
betapa kecilnya pemberian janda miskin tersebut, tetapi dia memberi semua yang
dia punya).
ii.
Peta di belakang
Alkitab, misalnya peta perjalanan misi Paulus sangat membantu untuk membaca
Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus
iii.
Ayat referensi
misalnya Matius 2:17-18, ayat referensi yang diberikan Yeremia 31:15 membantu
kita menemukan ucapan yang dinubuatkan dan sekarang sudah digenapi di Matius.
iv.
Bertanya kepada
hamba-hamba Tuhan di gereja; meminjam buku di perpustakaan gereja, atau bagi
yang memiliki akses internet dapat mencari situs-situs Kristen yang baik,
seperti www.sabda.org
c.
Intinya: Pastikan
kita tahu persis apa yang tertulis di dalam Alkitab.
Interpretasi:
a.
Cari makna/arti
yang sudah jelas tertulis, misalnya Daniel 6:11, “Seperti yang biasa
dilakukannya,” Daniel jelas orang yang saleh dan taat kepada Allah, tidak
terpengaruh apakah ada surat ancaman, ada hukuman, Daniel tetap melakukan apa
yang sudah biasa dilakukannya.
b.
Cari makna yang ada
di balik teks, misalnya 1 Korintus 1:27 “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia,
dipilih Allah,” tentu bodoh di sini bukan berarti tidak berpendidikan, namun
orang yang percaya kepada Tuhan.
c.
Temukan apakah ada
janji Allah, perintah-Nya, nasihat-Nya, teguran-Nya, dll.
d.
Intinya:
merenungkan firman Tuhan.
3.
Lakukanlah!
Apa yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita
Komitmen apa yang mau diambil
Tutup dalam doa mohon pertolongan Tuhan
Contoh
obervasi bagi kisah Zakheus Lukas 19:1-10
¨ Who → Siapa?
orang
Siapa saja
yang ada di dalam bagian itu? Yesus,
Zakheus, orang banyak, orang miskin, Abraham, Anak Manusia.
¨ What → Apa?
Apa saja
kejadian yang penting yang terjadi? Zakheus
yang kaya itu naik pohon, Yesus bisa menemukan Zakheus di atas pohon, Yesus mau
ke rumah Zakheus dan tidak peduli dengan omongan orang banyak, Zakheus memberi
uangnya kepada orang miskin (usahakan secara kronologis).
¨ When → Kapan? Waktu
Apakah ada
keterangan waktu? Ada dua: “Segera”
(ayat 5-6) Yesus minta Zakheus segera turun, dan Zakheus meresponi dengan
segera turun. Sebuah panggilan dari
Yesus diresponi dengan baik oleh Zakheus; dan kata “hari ini” (ayat 9) Yesus
memastikan bahwa Zakheus hari ini, bukan besok atau sebentar lagi, tetapi hari
ini ketika membuka hatinya kepada Yesus maka mendapatkan keselamatan di dalam
Tuhan.
¨ Where → Di mana?
tempat
Apakah ada
keterangan tempat? Yerikho dan rumah
Zakheus.
¨ Why? → Mengapa? Alasan
Coba jawab
pertanyaan berikut ini: mengapa Zakheus memanjat pohon? Mengapa Yesus mau datang menghampiri
Zakheus? Mengapa Yesus mau datang ke
rumah Zakheus? Mengapa Zakheus mau
mengembalikan uang kepada orang miskin?
¨ How → Bagaimana?
cara
Bagaimana cara
Zakheus melihat Yesus? Bagaimana respon
Zakheus mendengar Yesus hendak ke rumahnya?
Bagaimana pandangan orang banyak?
Interpretasi:
Makna utama yang jelas tertulis: Tuhan Yesus tidak
kebetulan masuk ke Yerikho, tetapi Ia mau mencari Zakheus yang berdosa. Dalam konteks ini, Yesus datang mencari dan
menyelamatkan yang berdosa. Manusia
selamat karena anugerah, bukan karena perbuatan. Janji yang digenapi sejak Abraham.
Makna lain: Ada orang banyak yang tidak suka kalau ada
orang yang bertobat. Kemudian, Zakheus
yang sudah diselamatkan oleh Tuhan menunjukkan perubahan hidup.
Aplikasi:
-
Bersyukur bahwa
Tuhan mau mencari dan menyelamatkan kita yang berdosa
-
Apakah kita seperti
orang banyak yang tidak suka kalau ada orang lain yang bertobat?
-
Apakah sudah ada
perubahan dalam hidup kita setelah kita menerima keselamatan di dalam Tuhan?
-
Komitmen yang mau
diambil: menolong tetangga yang sedang kekurangan.
-
Doa: berdoalah
supaya Tuhan menolong kita memberi dengan tulus hati.
Genre (jenis
sastra) dalam Alkitab:
1.
Sejarah
a.
Bersifat
narasi/cerita
b.
Kejadian, Keluaran,
Bilangan, Yosua, Hakim2, Ruth, 1&2 Samuel, 1&2 Raja-raja, 1&2
Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester, Yunus, Kisah Para Rasul
c.
Genre ini harus
dibaca seperti menonton film. Dari depan
sampai akhir untuk mengetahui keseluruhan cerita. Misalnya: untuk mengetahui mengapa Yusuf bisa
sampai ada di Mesir, maka perlu sekali membaca kisah sebelumnya.
d.
Kebanyakan tokoh sama
sekali tidak sempurna. Misalnya kisah
Daud dan Betsyeba.
e.
Semua kitab narasi
mencerminkan rancangan Allah yang indah, bahwa Allah menyertai umat-Nya. Allah adalah pahlawan dari semua kisah
sejarah.
2.
Hukum Taurat
a.
Imamat dan Ulangan
b.
Ada 3 kategori
dalam setiap hukum: moral, sipil dan seremoni.
10 hukum merupakan hukum moral yang berlaku sampai sekarang Keluaran
19:11, Hukum sipil Keluaran 19:23 tidak berlaku lagi sekarang, hukum seremoni
Keluaran 19:22 sudah digenapi dalam Kristus.
Jadi, bedakan dulu!
c.
Temukan di setiap
hukum yang dibaca tentang karakter Allah.
Misalnya: Imamat 5:14-16 tentang kekudusan Allah.
d.
Arahkan perhatian
kepada hukum Perjanjian Baru, bahwa korban yang diperintahkan sudah dibayar
lunas oleh Yesus di kayu salib.
3.
Puisi
a.
Ayub, Mazmur,
Amsal, Pengkhotbah, Ratapan, Kidung Agung.
b.
Bacalah perlahan
dan berhenti sejenak untuk merenung di setiap kalimat.
c.
Temukan emosi yang
muncul, apakah ada marah, sedih, kuatir, meratap, takut, sukacita, kegentaran,
dan apakah emosi ini berubah di kalimat berikutnya? Misalnya Mazmur 22:2, 23
d.
Apakah bentuknya
curahan hati kepada Allah atau pujian?
e.
Ingat bahwa kitab
puisi adalah kitab kejujuran, kalau ada ungkapan kemarahan, pandanglah sebagai
sebuah ungkapan hati yang terbuka dan jujur, bukan menantang. Misal: Mazmur ratapan, Ayub.
f.
Harus mempelajari
penggambaran yang dipakai misalnya: Mazmur 22:13, apa maksud lembu jantan?
g.
Khusus kitab
kebijaksaan seperti Amsal, temukan nasihat dan peringatan!
h.
Khusus kitab Ayub:
hati-hati membaca perkataan teman-teman Ayub.
Perkataan Ayub sendiri perlu dipahami di dalam konteks kejujuran
terhadap Allah, misal: Ayub 30:20-23.
4.
Nubuat
a.
Yesaya, Yeremia, Yehezkiel,
Daniel Yoel, Hosea, Amos, Obaja, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai,
Zakharia, Maleakhi, wahyu.
b.
Ada nubuat yang
bersifat penglihatan masa depan, misalnya Hosea 7:7, bdk. Lukas 21:22, tetapi ada
yang bersifat pengajaran juga, bangsa yang jatuh dalam dosa akan mendapat
hukuman. Misalnya: Hosea 9:9. Bedakan ini dulu.
c.
Apa konteks sejarah
dari kisah yang ditulis? Tidak ada jalan
lain untuk menafsir, selain mencari tahu di buku-buku mengenai konteks sejarah
kitab nubuat ini. Misalnya: konteks
sejarah nabi Yehezkiel, Yeremia, Daniel berada dalam masa pembuangan
Babel. Kita bisa tahu bagaimana kondisi
bangsa Israel yang sengsara, beda dengan kitab Yesaya di mana bangsa Israel
masih dalam keadaan nyaman.
d.
Semua nubuat di
dalam Perjanjian Lama ingin menceritakan pribadi Yesus yang akan datang untuk
menyelamatkan manusia yang berdosa.
e.
Apakah nubuat yang
ditulis bersifat teguran, penghakiman, atau pengharapan?
f.
Khusus wahyu:
penggunaan lambang banyak sekali.
Usahakan konsisten dengan pemakaian lambang yang sudah dijelaskan seperti
Wahyu 20:2, naga, ular tua itu disebut Iblis dan Satan.
g.
Dalam menafsir,
ingat bahwa gereja dalam tekanan besar Romawi, tetapi Allah sudah mengontrol
segala peristiwa dan membawa pengharapan bagi mereka yang bersandar kepada-Nya.
5.
Injil
a.
Matius, Markus,
Lukas, Yohanes
b.
Karena ada tiga
injil serupa tapi tak sama, maka perlu sekali mengkaji tiap injil ini sesuai
konteksnya. Misalnya: injil Matius bagi
pembaca Yahudi, Lukas pembaca non-Yahudi, Yohanes penekanan pada Keilahian
Yesus, Markus lebih kepada sifat Hamba Yesus.
c.
Kenali ucapan Yesus
diperuntukkan untuk murid-murid-Nya yang dekat, kumpulan orang banyak atau
penentang-penentang-Nya. Misal: Yohanes
8:4, 8:12, 9:2
d.
Berpikirlah secara
horizontal artinya ingat ada paralel perikop di injil yang lain. Sebuah cerita dilihat dari sudut pandang
berbeda dan bisa kita terima. Misal:
Matius 5:3-11, doa itu dipakai sebagai contoh, “berdoalah demikian,” dan Lukas
6:20-23 diijinkan untuk mengulang doa itu, “apabila kamu berdoa,
katakanlah.”
e.
Berpikir secara vertikal
artinya pahami cerita sesuai konteks masing-masing penulis. Perhatikan konteks dekat (cerita sebelum atau
sesudah) atau jauh (sepanjang injil tersebut).
Misal: konteks dekat, Lukas 8:1-3. Konteks jauh, Lukas 21:1-4.
6.
Surat
a.
Roma, 1&2
Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, 1&2 Timotius, 1&2 Tesalonika, Titus,
Filemon, Kolose, Ibrani, 1&2 Petrus, Yudas, 1-3 Yohanes, Yakobus.
b.
Susunan yang rapi:
pembukaan, ucapan salam/syukur, isi surat biasanya seputar maksud penulis
menulis surat dan kalimat permintaan, teguran atau ajakan kepada pembaca,
diakhiri dengan salam penutup.
c.
Untuk surat Paulus:
temukan ide utama. Biasa ide utamanya
berada di awal kemudian diberikan penjelasan yang panjang oleh Paulus. Misalnya: Efesus 4:17-19 dan 4:20-32. Di mana ide utama dari dua bagian ini? Berpikirlah secara paragraf!
d.
Bagaimana karakter
dari jemaat? Apakah ada masalah dalam
gereja? Apa nasihat yang diberikan? Umumnya masalah dalam jemaat dapat diterapkan
dalam gereja masa kini misalnya: 1 Korintus 1:10, masalah perpecahan dalam
gereja, tetapi ada juga yang tidak dapat diterapkan lagi, misalnya: 1 Korintus
14:34, perlu dicari tahu bagaimana konteks perempuan masa itu.
Mari mencoba!
Markus 8:22-26, Ayub 42:1-6, Efesus 2:1-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar