SALIB
YANG MENGUBAHKAN: “DARI
DIMURKAI MENJADI DIKASIHI”
ROMA
5:8-11
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan
kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita
masih berdosa.
5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang
telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih
seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita,
yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah
bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah
menerima pendamaian itu.
Alkitab menyatakan bahwa Allah murka terhadap manusia yang berdosa. Ketika
kita berdosa, kita sedang “menantang TUHAN,” kita mendurhaka kepada TUHAN, kita
berhadapan dengan murka TUHAN! Menurut studi konkordansi, Alkitab lebih banyak
mencatat tentang Allah yang murka (kemurkaan Allah) daripada kasih dan kelembutan-Nya.
Tetapi orang Kristen lebih suka berbicara tentang Allah yang baik, setia dan
penuh kasih daripada Allah yang murka.
Kata ‘murka’ atau ‘berang’ berarti kemarahan yang benar yang ditimbulkan
oleh ketidakadilan ataupun penghinaan. Jadi, jika amarah merupakan sebuah
karakter memiliki konotasi negatif, maka murka memiliki konotasi positif karena
ditimbulkan dari ketidakadilan dan penghinaan kepada hakekat dan esensi Allah
Dari Yoh 3:18 dan 36 ini kita melihat dua hal tentang murka Allah: Pertama,murka Allah adalah sebuah konsekuensi atas penolakan
kepada Kristus. Tindakan hukuman atas orang yang terhilang
merupakan hukuman yang mereka jatuhkan atas diri mereka sendiri dengan menolak
terang yang datang kepada mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus, karena
Kristus adalah terang (Yoh 1:4). Ketika orang menolak terang yang datang
melalui Yesus Kristus sebenarnya mereka sedang menyiapkan diri mereka akan
hukuman yang dari Allah. Kedua, murka Allah adalah
karena keadilan-Nya. Semua yang dilakukan Allah berikutnya
dalam tindakan yudisial (penghakiman) atas orang yang tidak percaya, karena
mereka melanggar hukum yang telah ditentukan Tuhan.
Siapa
Yang Dimurkai Allah?
Efesus 2:1-3 memberitahukan bahwa kita semua adalah orang yang dimurkai
itu. Bukan cuma orang yang bukan Kristen, tetapi juga orang yang menyebut diri
Kristen. Mengapa? Karena yang membuat Allah murka atau tidak bukan agama kita,
tetapi pelanggaran dan dosa kita. Tetapi Alkitab menyatakan bahwa Tuhan juga
mengasihi manusia. Allah adalah Kasih (1 Yoh. 4:8), dan Ia berfirman: “Aku
mengasihi engkau dengan kasih yang kekal.” (Yer.
31:3)
Ketika kita seharusnya binasa karena murka Tuhan yang menimpa kita, kasih-Nya
membuat Dia menemukan jalan penebusan bagi kita. Dan di salib, keadilan dan
kasih Allah bertemu. Roma 5:8-11 berbicara tentang salib sebagai puncak penyataan kasih Allah
dalam Kristus Yesus yang menanggung hukuman kita dan menyelamatkan kita dari
murka Allah.
1.
Kasih itu sudah dinyatakan “pada waktu kita masih berdosa.”
Kasih Allah itu mendahului pertobatan kita. Jadi bukan kalau kita tidak
terima Kristus kita dimurkai, setelah terima Kristus kita dicintai. Bukan!
Tuhan mencintai kita pada waktu kita masih berdosa dan datang kedunia untuk
menanggung hukuman dosa kita. Di salib itu Tuhan Yesus menyatakan cinta-Nya,
dengan menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung.
“Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yes.53:4-5)
2.
Kasih itu dinyatakan di dalam penebusan Kristus di kayu salib.
Kita “dibenarkan oleh darah-Nya” dan “diperdamaikan oleh kematian
Anak-Nya.” Kedua istilah ini sama, diulang untuk menunjukkan pentingnya karya
penebusan Kristus itu. Oleh karena pengorbanan Kristus disalib dan penumpahan
darah-Nya yang lebih mulia dari darah korban bakaran, kita bukan saja
dilepaskan dari murka Allah, melainkan juga diperdamaikan: menjadi anak-anak
Allah. Bahkan kita “diselamatkan oleh hidup-Nya”
(kebangkitan-Nya).Salib yang kosong menjadi jaminan atas keselamatan kita.
Betapa kita harus bersyukur.
Bagaimana
hidup sebagai orang yang dikasihi?
Mari kita bersyukur, karena sesungguhnya
kita dilepaskan dari murka Allah bukan karena kita berhasil jadi begitu baik,
tetapi karena penebusan Kristus. Kita harus mempunyai keyakinan keselamatan, sebab bukan kemenangan kita
yang menjadi jaminan, tetapi kemenangan Kristus atas maut. Akhirnya, mari
menghargai salib itu, memberitakannya, karena Kasih Tuhan yang besar atas kita
nyata di sana.
.: Soli
Deo Gloria :.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar