ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Selasa, 08 April 2014

Ringkasan Khotbah: “Dari Dimurkai Menjadi Dikasihi” oleh Pdt. Tikijo Hardjowono – Minggu, 30 Maret 2014

SALIB YANG MENGUBAHKAN: “DARI DIMURKAI MENJADI DIKASIHI”

ROMA 5:8-11
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.


Alkitab menyatakan bahwa Allah murka terhadap manusia yang berdosa. Ketika kita berdosa, kita sedang “menantang TUHAN,” kita mendurhaka kepada TUHAN, kita berhadapan dengan murka TUHAN! Menurut studi konkordansi, Alkitab lebih banyak mencatat tentang Allah yang murka (kemurkaan Allah) daripada kasih dan kelembutan-Nya. Tetapi orang Kristen lebih suka berbicara tentang Allah yang baik, setia dan penuh kasih daripada Allah yang murka.
Kata ‘murka’ atau ‘berang’ berarti kemarahan yang benar yang ditimbulkan oleh ketidakadilan ataupun penghinaan. Jadi, jika amarah merupakan sebuah karakter memiliki konotasi negatif, maka murka memiliki konotasi positif karena ditimbulkan dari ketidakadilan dan penghinaan kepada hakekat dan esensi Allah
Dari Yoh 3:18 dan 36 ini kita melihat dua hal tentang murka Allah: Pertama,murka Allah adalah sebuah konsekuensi atas penolakan kepada Kristus. Tindakan hukuman atas orang yang terhilang merupakan hukuman yang mereka jatuhkan atas diri mereka sendiri dengan menolak terang yang datang kepada mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus, karena Kristus adalah terang (Yoh 1:4). Ketika orang menolak terang yang datang melalui Yesus Kristus sebenarnya mereka sedang menyiapkan diri mereka akan hukuman yang dari Allah. Kedua, murka Allah adalah karena keadilan-Nya. Semua yang dilakukan Allah berikutnya dalam tindakan yudisial (penghakiman) atas orang yang tidak percaya, karena mereka melanggar hukum yang telah ditentukan Tuhan.

Siapa Yang Dimurkai Allah?
Efesus 2:1-3 memberitahukan bahwa kita semua adalah orang yang dimurkai itu. Bukan cuma orang yang bukan Kristen, tetapi juga orang yang menyebut diri Kristen. Mengapa? Karena yang membuat Allah murka atau tidak bukan agama kita, tetapi pelanggaran dan dosa kita. Tetapi Alkitab menyatakan bahwa Tuhan juga mengasihi manusia. Allah adalah Kasih (1 Yoh. 4:8), dan Ia berfirman: “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal.” (Yer. 31:3)
Ketika kita seharusnya binasa karena murka Tuhan yang menimpa kita, kasih-Nya membuat Dia menemukan jalan penebusan bagi kita. Dan di salib, keadilan dan kasih Allah bertemu. Roma 5:8-11  berbicara tentang salib sebagai puncak penyataan kasih Allah dalam Kristus Yesus yang menanggung hukuman kita dan menyelamatkan kita dari murka Allah.

1. Kasih itu sudah dinyatakan “pada waktu kita masih berdosa.”
Kasih Allah itu mendahului pertobatan kita. Jadi bukan kalau kita tidak terima Kristus kita dimurkai, setelah terima Kristus kita dicintai. Bukan! Tuhan mencintai kita pada waktu kita masih berdosa dan datang kedunia untuk menanggung hukuman dosa kita. Di salib itu Tuhan Yesus menyatakan cinta-Nya, dengan menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung.
“Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yes.53:4-5)

2. Kasih itu dinyatakan di dalam penebusan Kristus di kayu salib.
Kita “dibenarkan oleh darah-Nya” dan “diperdamaikan oleh kematian Anak-Nya.” Kedua istilah ini sama, diulang untuk menunjukkan pentingnya karya penebusan Kristus itu. Oleh karena pengorbanan Kristus disalib dan penumpahan darah-Nya yang lebih mulia dari darah korban bakaran, kita bukan saja dilepaskan dari murka Allah, melainkan juga diperdamaikan: menjadi anak-anak Allah. Bahkan kita “diselamatkan oleh hidup-Nya” (kebangkitan-Nya).Salib yang kosong menjadi jaminan atas keselamatan kita. Betapa kita harus bersyukur.

Bagaimana hidup sebagai orang yang dikasihi?
Mari kita bersyukur, karena sesungguhnya kita dilepaskan dari murka Allah bukan karena kita berhasil jadi begitu baik, tetapi karena penebusan Kristus. Kita harus mempunyai keyakinan keselamatan, sebab bukan kemenangan kita yang menjadi jaminan, tetapi kemenangan Kristus atas maut. Akhirnya, mari menghargai salib itu, memberitakannya, karena Kasih Tuhan yang besar atas kita nyata di sana.

.: Soli Deo Gloria :.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar