ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Senin, 09 Juni 2014

Ringkasan Khotbah Pdt. Tikijo Hardjowono, "Penatalayan Yang Diperkenan Tuhan: Iman dan Uang" - Minggu, 01 Juni 2014

PENATALAYAN YANG DIPERKENAN TUHAN: IMAN dan UANG
Memahami Prinsip-prinsip Allah dalam Penatalayanan Keuangan

LUKAS 16:1-14

Ringkasan Khotbah Pdt. Tikijo Hardjowono - Minggu, 01 Juni 2014

Dalam konsep penatalayanan (1 Kor.4:1,2) kita telah belajar bahwa Tuhan adalah Sang Pemilik; sedangkan kita hanyalah penatalayan milik Tuhan. Sebagai pelayan, kita harus setia (1Kor.4:2). Saat kita setia kita akan mendapat keuntungan: kita akan bertumbuh lebih dekat dengan TUHAN, bertumbuh dalam karakter ilahi, dan kita akan memiliki stabilitas hidup yang lebih stabil, dan kelak kita akan menerima upah yang kekal di sorga.
Salah satu yang harus kita jaga sebagai penatalayan adalah harta/uang. Alkitab mencatat banyak tentang uang: lebih dari 2.350 ayat yang berurusan dengan uang; Yesus mengajar sangat banyak tentang keuangan,  16 dari 28 perumpamaan-Nya tentang uang. Yesus mengajarkan bahwa uang adalah saingan terkuat bagi Kristus untuk Ketuhanan-Nya dalam hidup kita (Luk.16:13). Dia juga mengingatkan: “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Mat.6:21)
Dalam perumpamaan tentang “bendahara yang tidak jujur” (Luk.16:1-9). Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid untuk bersikap cerdik, menggunakan uang (mamon yang tidak jujur) untuk melakukan semua yang mungkin selagi ada kesempatan untuk memuliakan Tuhan (menukar dengan harta abadi), supaya sewaktu-waktu uang tidak bisa digunakan lagi (maksudnya kita sudah mati) sudah ada bagi kita upah yang kekal di sorga.

PRINSIP KEUANGAN JOHN WESLEY
John Wesley lahir di Epworth, 17 Juni 1703, dan meninggal di London, 2 Maret 1791. Dia adalah anak pendeta yang miskin. Bersama 8 saudaranya dia mengalami masa kecil yang sangat sulit.Tetapi Tuhan memanggilnya menjadi pendeta juga. Dan berbeda dengan ayahnya dia menjadi pendeta yang cukup berada karena dia seorang yang pandai. Dia mengajar di Oxford, menjadi anggota Lincoln Collage yang terhormat, dan semuanya itu membuat dia mempunyai cukup uang untuk bersenang-senang.
Suatu kali, di hari yang bersalju Wesley membeli sebuah karya seni yang mahal dan menggantungkannya di kantornya. Baru saja dia selesai memasang karya seni itu, masuklah ibu yang bertugas membersihkan kantornya dengan kedinginan, dan dia hanya memakai pakaian katun biasa. Segera Wesley merogoh kantungnya untuk mengambil uang supaya ibu itu bisa membeli baju hangat yang selayaknya.  Tetapi Wesley sangat terkejut, dia tidak mempunyai uang yang cukup! Terlintas dipikirannya: “Kalau saat ini Tuhan memanggilku pulang ke sorga, apakah aku ini seorang hamba yang baik dan setia?”
Sejak itu, mulai tahun 1731, Wesley menghitung dengan baik kebutuhannya. Dia mendapati bahwa kebutuhan hidupnya adalah 28 poundsterling setiap tahun. Maka ketika dia menerima tunjangan 30 pound, dia persembahkan 2 pound untuk pekerjaan Tuhan. Ketika dia menerima 60 pound, dia serahkan 32 pound. Ketika dia menerima 90 pound, dia serahkan 72 pound dan seterusnya. Bagi Wesley bertambahnya berkat Tuhan berarti bertambahnya apayang bisa dia berikan untuk Tuhan. Ketika dia kemudian mendapat tunjangan lebih dari 1400 pound/tahun, dia tetap hidup dengan standart 30 pound/tahun dan memberikan hampir 1400 pound untuk pekerjaan Tuhan. Inilah ajaran tentang penatalayanan keuangan Wesley yang terkenal: “Gain all you can, Save all you can, Give all you can.”
Gain all you can (Raihlah semua yang dapat kau raih). Orang percaya harus rajin, bekerja dengan giat dan semangat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun dia harus jujur dan menolak mengerjakan apa yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Sekalipun bisa disalahgunakan, uang adalah sesuatu yang berguna. “Di tangan anak-anak Tuhan itu (uang) adalah makanan bagi yang lapar, minuman bagi yang haus, pakaian bagi yang telanjang. Uang bisa memberikan tumpangan bagi pengembara, bisa menggantikan apa yang seharusnya diberikan ayah pada anak yatim, apa seharusnya diberikan suami bagi seorang janda, menjadi perlindungan bagi yang tertindas, kesembuhan bagi yang sakit, kelegaan bagi yang menderita. Itu bisa berarti mata bagi yang buta, kaki bagi yang lumpuh; ya, sebagai alat pengangkat keluar dari gerbang kematian.”
Save all you can (Tabunglah semua yang dapat kau tabung). Setelah mendapat banyak, orang percaya harus menjauhkan uangnya dari pemuasan nafsu kedagingan. Wesley punya dua alasan untuk hidup sederhana. Yang pertama supaya mereka tidak menyia-nyiakan uangnya, yang kedua supaya mereka tidak terjebak oleh nafsu. Wesley menasehati jemaat untuk menjaga anak-anak mereka juga dari pemuasan keinginan yang akan membuat anak mereka menderita.
Give all you can (Berilah semua yang dapat kau beri). Semua yang kita miliki adalah milik Tuhan, orang percaya harus memakai 100% uangnya (bukan hanya 10%) sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan bagaimana Tuhan mengarahkan kita dalam memakai uang kita?
Wesley mengajarkan empat prinsip firman Tuhan untuk menuntun kita menjadi penatalayan keuangan yang baik bagi Tuhan: 1. Sediakan apa yang perlu bagi dirimu dan keluargamu (1 Tim. 5:8). Wesley sangat menekankan keluarga, menjagai keamanannya, termasuk menyediakan asuransi/tabungan untuk berjaga-jaga terhadap keadaan buruk yang bisa menimpa sang pencari nafkah (the breadwinner); 2. “ Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Tim. 6:8). Termasuk di dalamnya rumah yang layak untuk melindungi keluarga dari hujan dan panas; 3. “Lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!” (Rom. 12:17) dan “Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga” (Rom. 13:8); 4. “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman” (Gal.6:10).
Wesley menyadari banyak situasi yang tidak sangat jelas. Bisa membingungkan dalam menerapkan keempat prinsip Firman Tuhan diatas. Dia memberikan empat pertanyaan untuk menolong kita memutuskan bagaimana membelanjakan uang: 1. Dalam membelanjakan uang, apakah saya bertindak seperti pemiliknya, ataukah saya bertindak sebagai bendahara Tuhan?; 2. Apa dasar Alkitab bagi saya untuk membelanjakan uang seperti ini?; 3. Dapatkah saya mempersembahkan barang pembelian ini sebagai korban bagi Tuhan?; 4. Apakah Tuhan akan memberiku pahala untuk pembelanjaan ini pada hari kebangkitan orang-orang benar?
Berikanlah semua yang kau punya, juga dirimu sendiri, sebagai sebuah korban rohani bagi Dia yang tidak menyayangkan Putra-Nya (untuk mati) bagimu, Anaknya yang tunggal itu. Jadi “letakkanlah bagi dirimu sendiri dasar yang baik untuk menghadapi masa yang akan datang, sehingga engkau beroleh hidup yang kekal!” (John Wesley)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar