PENATALAYAN YANG DIPERKENAN TUHAN:
IMAN dan UANG
Memahami
Prinsip-prinsip Allah dalam Penatalayanan Keuangan
LUKAS 16:1-14
Ringkasan
Khotbah Pdt. Tikijo Hardjowono - Minggu, 01 Juni 2014
Dalam
konsep penatalayanan (1 Kor.4:1,2) kita telah belajar bahwa Tuhan adalah Sang
Pemilik; sedangkan kita hanyalah penatalayan milik Tuhan. Sebagai pelayan, kita
harus setia (1Kor.4:2). Saat kita setia kita akan mendapat keuntungan: kita
akan bertumbuh lebih dekat dengan TUHAN, bertumbuh dalam karakter ilahi, dan
kita akan memiliki stabilitas hidup yang lebih stabil, dan kelak kita akan
menerima upah yang kekal di sorga.
Salah
satu yang harus kita jaga sebagai penatalayan adalah harta/uang. Alkitab
mencatat banyak tentang uang: lebih dari 2.350 ayat yang berurusan dengan uang;
Yesus mengajar sangat banyak tentang keuangan,
16 dari 28 perumpamaan-Nya tentang uang. Yesus mengajarkan bahwa uang
adalah saingan terkuat bagi Kristus untuk Ketuhanan-Nya dalam hidup kita
(Luk.16:13). Dia juga mengingatkan: “Karena di mana hartamu berada, di situ
juga hatimu berada.” (Mat.6:21)
Dalam
perumpamaan tentang “bendahara yang tidak jujur” (Luk.16:1-9). Tuhan Yesus
memerintahkan murid-murid untuk bersikap cerdik, menggunakan uang (mamon yang
tidak jujur) untuk melakukan semua yang mungkin selagi ada kesempatan untuk
memuliakan Tuhan (menukar dengan harta abadi), supaya sewaktu-waktu uang tidak
bisa digunakan lagi (maksudnya kita sudah mati) sudah ada bagi kita upah yang
kekal di sorga.
PRINSIP KEUANGAN JOHN WESLEY
John
Wesley lahir di Epworth, 17 Juni 1703, dan meninggal di London, 2 Maret 1791.
Dia adalah anak pendeta yang miskin. Bersama 8 saudaranya dia mengalami masa
kecil yang sangat sulit.Tetapi Tuhan memanggilnya menjadi pendeta juga. Dan
berbeda dengan ayahnya dia menjadi pendeta yang cukup berada karena dia seorang
yang pandai. Dia mengajar di Oxford, menjadi anggota Lincoln Collage yang
terhormat, dan semuanya itu membuat dia mempunyai cukup uang untuk
bersenang-senang.
Suatu
kali, di hari yang bersalju Wesley membeli sebuah karya seni yang mahal dan
menggantungkannya di kantornya. Baru saja dia selesai memasang karya seni itu,
masuklah ibu yang bertugas membersihkan kantornya dengan kedinginan, dan dia
hanya memakai pakaian katun biasa. Segera Wesley merogoh kantungnya untuk
mengambil uang supaya ibu itu bisa membeli baju hangat yang selayaknya. Tetapi Wesley sangat terkejut, dia tidak
mempunyai uang yang cukup! Terlintas dipikirannya: “Kalau saat ini Tuhan memanggilku
pulang ke sorga, apakah aku ini seorang hamba yang baik dan setia?”
Sejak
itu, mulai tahun 1731, Wesley menghitung dengan baik kebutuhannya. Dia
mendapati bahwa kebutuhan hidupnya adalah 28 poundsterling setiap tahun. Maka
ketika dia menerima tunjangan 30 pound, dia persembahkan 2 pound untuk
pekerjaan Tuhan. Ketika dia menerima 60 pound, dia serahkan 32 pound. Ketika
dia menerima 90 pound, dia serahkan 72 pound dan seterusnya. Bagi Wesley
bertambahnya berkat Tuhan berarti bertambahnya apayang bisa dia berikan untuk
Tuhan. Ketika dia kemudian mendapat tunjangan lebih dari 1400 pound/tahun, dia
tetap hidup dengan standart 30 pound/tahun dan memberikan hampir 1400 pound
untuk pekerjaan Tuhan. Inilah ajaran tentang penatalayanan keuangan Wesley yang
terkenal: “Gain all you can, Save all you can, Give all you can.”
Gain
all you can
(Raihlah semua yang dapat kau raih).
Orang percaya harus rajin, bekerja dengan giat dan semangat untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Namun dia harus jujur dan menolak mengerjakan apa yang
bertentangan dengan Firman Tuhan. Sekalipun bisa disalahgunakan, uang adalah
sesuatu yang berguna. “Di tangan anak-anak Tuhan itu (uang) adalah makanan bagi
yang lapar, minuman bagi yang haus, pakaian bagi yang telanjang. Uang bisa
memberikan tumpangan bagi pengembara, bisa menggantikan apa yang seharusnya
diberikan ayah pada anak yatim, apa seharusnya diberikan suami bagi seorang
janda, menjadi perlindungan bagi yang tertindas, kesembuhan bagi yang sakit,
kelegaan bagi yang menderita. Itu bisa berarti mata bagi yang buta, kaki bagi
yang lumpuh; ya, sebagai alat pengangkat keluar dari gerbang kematian.”
Save
all you can
(Tabunglah semua yang dapat kau tabung).
Setelah mendapat banyak, orang percaya harus menjauhkan uangnya dari pemuasan
nafsu kedagingan. Wesley punya dua alasan untuk hidup sederhana. Yang pertama
supaya mereka tidak menyia-nyiakan uangnya, yang kedua supaya mereka tidak
terjebak oleh nafsu. Wesley menasehati jemaat untuk menjaga anak-anak mereka
juga dari pemuasan keinginan yang akan membuat anak mereka menderita.
Give
all you can
(Berilah semua yang dapat kau beri).
Semua yang kita miliki adalah milik Tuhan, orang percaya harus memakai 100%
uangnya (bukan hanya 10%) sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan bagaimana Tuhan
mengarahkan kita dalam memakai uang kita?
Wesley
mengajarkan empat prinsip firman Tuhan untuk menuntun kita menjadi penatalayan
keuangan yang baik bagi Tuhan: 1. Sediakan apa yang perlu bagi dirimu dan
keluargamu (1 Tim. 5:8). Wesley sangat menekankan keluarga, menjagai
keamanannya, termasuk menyediakan asuransi/tabungan untuk berjaga-jaga terhadap
keadaan buruk yang bisa menimpa sang pencari nafkah (the breadwinner); 2. “
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Tim. 6:8). Termasuk di dalamnya
rumah yang layak untuk melindungi keluarga dari hujan dan panas; 3. “Lakukanlah
apa yang baik bagi semua orang!” (Rom. 12:17) dan “Janganlah kamu berhutang
apa-apa kepada siapa pun juga” (Rom. 13:8); 4. “Karena itu, selama masih ada
kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi
terutama kepada kawan-kawan kita seiman” (Gal.6:10).
Wesley
menyadari banyak situasi yang tidak sangat jelas. Bisa membingungkan dalam
menerapkan keempat prinsip Firman Tuhan diatas. Dia memberikan empat pertanyaan
untuk menolong kita memutuskan bagaimana membelanjakan uang: 1. Dalam
membelanjakan uang, apakah saya bertindak seperti pemiliknya, ataukah saya
bertindak sebagai bendahara Tuhan?; 2. Apa dasar Alkitab bagi saya untuk
membelanjakan uang seperti ini?; 3. Dapatkah saya mempersembahkan barang
pembelian ini sebagai korban bagi Tuhan?; 4. Apakah Tuhan akan memberiku pahala
untuk pembelanjaan ini pada hari kebangkitan orang-orang benar?
Berikanlah
semua yang kau punya, juga dirimu sendiri, sebagai sebuah korban rohani bagi
Dia yang tidak menyayangkan Putra-Nya (untuk mati) bagimu, Anaknya yang tunggal
itu. Jadi “letakkanlah bagi dirimu sendiri dasar yang baik untuk menghadapi
masa yang akan datang, sehingga engkau beroleh hidup yang kekal!” (John Wesley)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar