ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Selasa, 09 Juni 2015

Bertumbuh Bersama Dalam Pelayanan

Yohanes 4:1-15
Ringkasan Khotbah Ev. Yudi Jatmiko - Minggu, 31 Mei 2015

Salah satu cara terbaik untuk bertumbuh dalam pelayanan ialah dengan meneladani Tuhan Yesus dalam melayani sesama-Nya. Konteks perikop yang kita baca tadi menunjukkan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya sedang berada di Yudea (Yoh. 3:22; 4:3). Untuk menuju Galilea, Yesus harus melintasi daerah Samaria (4:4) di mana Ia bertemu dengan seorang perempuan di kota Sikhar; perempuan Samaria dengan kebutuhan tertentu.

Pelayanan Tuhan Yesus: Memahami Kebutuhan Sesama
Untuk mengerti apa yang menjadi kebutuhan perempuan Samaria ini, kita perlu melihat lebih jauh apa saja yang menjadi masalahnya, minimal ada dua: masalah sosial (ay. 6-7) dan masalah moral atau spiritual (ay.16-18). Melalui dialog dan kehadiran-Nya (ay. 7-18), Tuhan Yesus menolong perempuan itu untuk memahami apa yang menjadi kebutuhannya yang paling dalam melalui kedua masalah di atas. Dua masalah ini tidak dialami oleh perempuan itu sesekali saja dalam hidupnya, melainkan terus-menerus. Ini dapat terlihat dari salah satu tensa Yunani yang digunakan pada ayat 15 (Present Infinitif Aktif). Gramatika Yunani di ayat tersebut mengindikasikan adanya sebuah continuous action. Dengan kata lain, perempuan itu memohon diberikan air hidup supaya ia “tidak haus terus-menerus dan tidak usaha datang dan datang lagi ke sumur itu untuk terus-menerus menimba air.”
Permintaan ini tentunya tidak lahir dari sikap yang malas tetapi dari hati yang sekian lama tertekan oleh beban sosial dan moral yang terus-menerus ditanggungnya. Ia hidup berkanjang dalam dosa. Oleh karena itu, suaranya lirih meminta kepada Yesus, “Tuhan, berikanlah aku air itu (ay.15)” dan Tuhan memenuhi kebutuhan terdalam perempuan itu.

Pelayanan Tuhan Yesus: Memenuhi Kebutuhan Sesama
Pelayanan Yesus adalah pelayanan yang memenuhi kebutuhan manusia berdosa. Menurut Yesus, kebutuhan terdalam perempuan itu hanya dapat dipenuhi oleh air hidup. Apa yang dimaksud Yesus dengan “air hidup”? Menurut bahasa aslinya, air hidup dapat juga diterjemahkan air yang mengalir untuk menunjukkan bahwa air ini bersih dan segar.
Dalam Perjanjian Lama, air hidup merupakan gambaran metafora yang merujuk kepada Diri Allah sendiri sebagai Sumber Kehidupan bagi bangsa Israel (bdk. Yer. 2:13; Za. 14:8). Artinya, hanya air hidup itulah yang dapat memuaskan kebutuhan terdalam manusia. Ini menjadi semakin jelas dalam Perjanjian Baru. Yohanes 7:37-39 menjelaskan bahwa yang dimaksud Tuhan Yesus dengan air hidup ialah Roh Kudus, Pribadi ketiga Allah Tritunggal. Ia adalah sumber kehidupan dan sumber pembaharu bagi manusia yang berdosa. Hanya Allah Roh Kudus, di dalam anugerah-Nya, yang mampu melahirbarukan perempuan yang berdosa itu dan mengubah hidupnya, dari seorang pendosa menjadi pemberita Injil bagi sesamanya (bdk. Yoh. 4:39-42).
Melalui narasi perjumpaan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria, kita dapat belajar bahwa melayani adalah menjawab dan memenuhi kebutuhan sesama kita. Melayani berarti menyentuh hati, menjangkau kehidupan yang terhilang dan terpinggirkan karena dosa. Melayani berarti memberi dampak bagi hidup sesama. Singkatnya, melayani adalah menghadirkan Kristus bagi sesama karena hanya Yesus di dalam kuasa Roh Kudus yang mampu memenuhi kebutuhan manusia berdosa. Inilah panggilan gereja, inilah panggilan setiap kita. Jika kita bertumbuh dalam pelayanan yang menghadirkan Tuhan Yesus, niscaya gereja menjadi berkat bagi masyarakat luas, bahkan bagi dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar