Yohanes 14 : 6, 18,
Matius1:28, 18:20, 28 : 20.
Ringkasan Khotbah Pdt.
Stefanus Theofilus - Minggu, 07 Juni 2015
Perkataan
Tuhan Yesus “Akulah jalan” berhubungan dengan beberapa perikop di dalam Injil
yang berhubungan dengan konteks penyertaan Tuhan dalam kehidupan orang percaya.
Mesias lahir untuk menyertai Umat-Nya (Mat 1:28), Tuhan Yesus menyertai para murid-murid
(Mat 18:20), Yesus menyuruh murid-murid untuk pergi memberitakan Injil dan Ia
akan menyertai (Mat 28:20) dan Tuhan Yesus akan mengirim penolong yang lain
yaitu Roh Kudus untuk menyertai murid-murid ( Yoh 14:18 ). Tuhan Yesus
menyertai dengan mengirim Roh Kudus. Oknum Roh Kudus sama secara kualitas dan
derajat dengan Dia.
Lalu
apa hubungan dengan Roh Kudus yang bertahta dengan penyertaan kepada orang
percaya.? Secara umum manusia: Manusia memiliki keinginan yang dihubungkan
dengan waktu (masa lampau, sekarang dan masa depan). Keinginan ini
dikelompokkan ke dalam tiga bagian yaitu : Tahta (kuasa), Harta (uang) dan
Wanita (seks). Dan tiga keinginan ini dimiliki semua manusia secara umum.
Keinginan ini masuk ke dalam Hati nurani.
Apa
itu Hati nurani? Dalam bahasa Yunani menggunakan kata suneidesis yang diartikan secara sederhana yaitu “Suara Allah.“ Dalam
Kitab Roma, Paulus mengatakan karena suara Allah ini kita mengetahui mana yang
benar dan salah, mana yang baik dan Jahat. Dalam hati kita ada Taurat Allah
sehingga manusia tidak dapat berdalih bahwa dirinya bersalah. Semua manusia,
tanpa terkecuali memiliki suara Allah ini. Hati nurani ini begitu indah karena melaluinya
kita diajak untuk berbuat baik dan membuat hidup kita berarti. Bahkan dalam
Alkitab mengatakan melalui nurani ini kita mengerti kehendak Allah.
Lalu
apa hubungkan nurani dengan keinginan manusia? Nurani adalah penyaring bagi
keinginan-keinginan tersebut. Keinginan (tahta, harta dan wanita) tidak berarti
negatif karena ketika itu semua ada di dalam nurani, maka keinginan tersebut
indah sekali. Kepala keluarga membutuhkan kuasa untuk melindungi, uang
dibutuhkan manusia untuk sesuatu yang berarti dan baik, dan seks baik untuk
hidup berkeluarga. Semua keinginan ini berarti ketika dimasukkan di dalam
nurani.
Keinginan
menjadi sesuatu yang indah, namun sayang manusia tidak mau berhenti sampai ini,
ada sesuatu yang mengerikan yaitu keinginan yang berlebihan. Keinginan yang berlebihan
membuat manusia menjadi serakah dan iri hati. Serakah dan iri hati membuat manusia
menjadi berbahaya, kejam dan menjijikkan. Keinginan yang berlebihan membuat tahta,
harta, dan wanita menjadi sesuatu yang berbahaya (negatif). Orang melakukan dan
menghalalkan segala cara untuk memiliki kuasa, uang dan seks. Keinginan yang
berlebihan membuat mereka menjadi pribadi yang buta dan tidak dapat terpuaskan
dalam hidupnya. Kuasa, uang dan seks menjadi tujuan utama dalam hidupnya. Dalam
Alkitab keinginan yang berlebihan ini disebut sebagai keinginan daging.
Keinginan
yang berlebihan atau keinginan daging ini yang di dalam Alkitab disebut dosa. Dosa
atau kata Yunaninya hamartia. Hamartia berarti tidak memenuhi standar dan sasaran yang
diberikan Allah. Manusia meleset untuk memenuhi standar dan sasaran Allah karena
mereka memiliki keinginan yang berlebihan dari yang ditentukan Allah. Kitab Ibrani
mengatakan bahwa nurani mengajak kita untuk berbuat baik dan kekuatannya 100 persen,
namun di satu sisi dalam kitab Roma mengatakan ada dosa yang mengajak manusia
untuk berbuat dosa dan kekuatannya 100 persen. Jadi ada dua kekuatan dan keinginan
di dalam diri yang baik dan jahat. Dua kekuatan ini yang membuat manusia
mengalami perang batin di dalam hatinya. Perang batin antara saya dengan saya
sehingga menimbulkan kekacauan dalam diri. Dan misalnya dalam peperangan itu
kita melakukan dosa maka hal itu berhubungan dengan Allah. Kita tidak dapat
lagi memenuhi standar dan sasaran Allah.
Kitab
ibrani mengatakan ketika manusia melakukan dosa ada selaput yang menutup hati nurani
kita. Kita ingin berbuat baik namun kekuatan untuk berbuat baik itu tidak kuat
karena sudah ditutup oleh selaput. Jika manusia sekali berbuat dosa, maka ia
akan mudah untuk melakukan dosa-dosa yang lain. Hati nurani pun terus ditutupi
selaput sehingga hati nurani tidak lagi berbicara. Inilah yang terjadi kepada
manusia yang terus hidup dalam dosa sehingga tidak terjadi lagi perang rohani.
Dosa menjadi suatu kebiasaan dan menjadi sesuatu kenikmatan. Dosa menjadi
kenikmatan karena manusia telah terikat oleh dosa itu, sehingga manusia tidak
dapat untuk tidak melakukan dosa. Dosa menjadi sesuatu kebiasaan dan sesuatu
mengerikan.
Lalu
apa artinya Tuhan menyertai kita? Inilah yang berhubungan dengan hati nurani kita. Dia
lahir di dalam hati nurani kita yang telah diselubungi oleh dosa. Yesus lahir
di dalam hati nurani kita bukan karena dirinya bersih tapi karena kotor. Dari
sinilah kita menemukan arti Tuhan menyertai kita dengan hati nurani kita yang
terselubungi dengan dosa. Ada dua arti: pertama,pada
saat kita meninggal. Pada waktu kita kita meninggal dunia, kita memiliki jaminan
keselamatan bersama Allah, karena dalam perikop yang kita baca hari ini mengatakan
“Akulah Jalan, kebenaran dan hidup.” Kita memiliki kepastian bahwa Yesus akan
membawa manusia kepada Allah karena Dialah jalan satu- satunya, tidak ada yang lain.
Kedua,
pada saat kita hidup di dunia. Pada waktu kita terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat maka darah-Nya telah menyucikan dan menghapus selaput dosa yang
menutupi hati nurani kita. Darah ini membuat hati nurani kita kembali
berbicara. Hati nurani kita menjadi kembali berperang secara rohani. Namun
sekarang kita tidak lagi nyaman untuk melakukan dosa. Ketika kita berbuat dosa
kita menjadi tersiksa. Peperangan ini disebut Yesus dalam khotbahnya bahwa
hidup manusia seperti ada dua jalan yaitu lebar dan sempit. Dua jalan ini pada
satu tempat yaitu dunia namun berlawanan arah. Oleh sebab itu jalan sempit
dapat dikatakan sebagai jalan yang melawan arus. Orang percaya adalah orang
yang melawan arus dunia yang ingin membawa manusia kepada dosa. Dunia menawarkan
dosa kepada orang percaya dengan begitu kuat, mudah dan cepat (internet dan
media masa). Orang percaya begitu berat untuk melawan arus ini. Orang percaya
butuh kekuatan untuk melawan arus tersebut. Di sinilah peran Tuhan Yesus karena
Ia jalan bukan hanya waktu kita meninggal namun Ia jalan ketika kita hidup di
dalam dunia ini. Dia masuk ke dunia untuk menerobos arus dunia ini. Dia hadir
untuk berperang melawan dunia ini.
Lalu
apa yang harus kita lakukan? Diam di dalam anugrah-Nya, tidak ada satupun yang
kuat melawan arus dunia ini. Tuhan yang akan berperang bagi kita, dan Dia
berkata; “Aku akan menyertai kamu.” Kita diam di dalam Dia, tidak ada cara
lain. Tidak ada cara lain selain kita merenungkan Firman Tuhan dan berlutut di
hadapan-Nya. Kita dapat melakukan kebaktian bersama keluarga setiap malam untuk
merenungkan Firman dan berdoa kepada Tuhan. Orang percaya adalah orang yang mau
diam di dalam Tuhan. Hanya anugrah dan kebaikan Tuhan yang membuat kita kuat
untuk melawan dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar