ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Selasa, 16 Juni 2015

Khotbah: Tuhan Menyertai Umat-Nya

Yohanes 14 : 6, 18, Matius1:28, 18:20, 28 : 20.
Ringkasan Khotbah Pdt. Stefanus Theofilus - Minggu, 07 Juni 2015

Perkataan Tuhan Yesus “Akulah jalan” berhubungan dengan beberapa perikop di dalam Injil yang berhubungan dengan konteks penyertaan Tuhan dalam kehidupan orang percaya. Mesias lahir untuk menyertai Umat-Nya (Mat 1:28), Tuhan Yesus menyertai para murid-murid (Mat 18:20), Yesus menyuruh murid-murid untuk pergi memberitakan Injil dan Ia akan menyertai (Mat 28:20) dan Tuhan Yesus akan mengirim penolong yang lain yaitu Roh Kudus untuk menyertai murid-murid ( Yoh 14:18 ). Tuhan Yesus menyertai dengan mengirim Roh Kudus. Oknum Roh Kudus sama secara kualitas dan derajat dengan Dia.
Lalu apa hubungan dengan Roh Kudus yang bertahta dengan penyertaan kepada orang percaya.? Secara umum manusia: Manusia memiliki keinginan yang dihubungkan dengan waktu (masa lampau, sekarang dan masa depan). Keinginan ini dikelompokkan ke dalam tiga bagian yaitu : Tahta (kuasa), Harta (uang) dan Wanita (seks). Dan tiga keinginan ini dimiliki semua manusia secara umum. Keinginan ini masuk ke dalam Hati nurani.
Apa itu Hati nurani? Dalam bahasa Yunani menggunakan kata suneidesis yang diartikan secara sederhana yaitu “Suara Allah.“ Dalam Kitab Roma, Paulus mengatakan karena suara Allah ini kita mengetahui mana yang benar dan salah, mana yang baik dan Jahat. Dalam hati kita ada Taurat Allah sehingga manusia tidak dapat berdalih bahwa dirinya bersalah. Semua manusia, tanpa terkecuali memiliki suara Allah ini. Hati nurani ini begitu indah karena melaluinya kita diajak untuk berbuat baik dan membuat hidup kita berarti. Bahkan dalam Alkitab mengatakan melalui nurani ini kita mengerti kehendak Allah.
Lalu apa hubungkan nurani dengan keinginan manusia? Nurani adalah penyaring bagi keinginan-keinginan tersebut. Keinginan (tahta, harta dan wanita) tidak berarti negatif karena ketika itu semua ada di dalam nurani, maka keinginan tersebut indah sekali. Kepala keluarga membutuhkan kuasa untuk melindungi, uang dibutuhkan manusia untuk sesuatu yang berarti dan baik, dan seks baik untuk hidup berkeluarga. Semua keinginan ini berarti ketika dimasukkan di dalam nurani.
Keinginan menjadi sesuatu yang indah, namun sayang manusia tidak mau berhenti sampai ini, ada sesuatu yang mengerikan yaitu keinginan yang berlebihan. Keinginan yang berlebihan membuat manusia menjadi serakah dan iri hati. Serakah dan iri hati membuat manusia menjadi berbahaya, kejam dan menjijikkan. Keinginan yang berlebihan membuat tahta, harta, dan wanita menjadi sesuatu yang berbahaya (negatif). Orang melakukan dan menghalalkan segala cara untuk memiliki kuasa, uang dan seks. Keinginan yang berlebihan membuat mereka menjadi pribadi yang buta dan tidak dapat terpuaskan dalam hidupnya. Kuasa, uang dan seks menjadi tujuan utama dalam hidupnya. Dalam Alkitab keinginan yang berlebihan ini disebut sebagai keinginan daging.
Keinginan yang berlebihan atau keinginan daging ini yang di dalam Alkitab disebut dosa. Dosa atau kata Yunaninya hamartia. Hamartia berarti tidak memenuhi standar dan sasaran yang diberikan Allah. Manusia meleset untuk memenuhi standar dan sasaran Allah karena mereka memiliki keinginan yang berlebihan dari yang ditentukan Allah. Kitab Ibrani mengatakan bahwa nurani mengajak kita untuk berbuat baik dan kekuatannya 100 persen, namun di satu sisi dalam kitab Roma mengatakan ada dosa yang mengajak manusia untuk berbuat dosa dan kekuatannya 100 persen. Jadi ada dua kekuatan dan keinginan di dalam diri yang baik dan jahat. Dua kekuatan ini yang membuat manusia mengalami perang batin di dalam hatinya. Perang batin antara saya dengan saya sehingga menimbulkan kekacauan dalam diri. Dan misalnya dalam peperangan itu kita melakukan dosa maka hal itu berhubungan dengan Allah. Kita tidak dapat lagi memenuhi standar dan sasaran Allah.
Kitab ibrani mengatakan ketika manusia melakukan dosa ada selaput yang menutup hati nurani kita. Kita ingin berbuat baik namun kekuatan untuk berbuat baik itu tidak kuat karena sudah ditutup oleh selaput. Jika manusia sekali berbuat dosa, maka ia akan mudah untuk melakukan dosa-dosa yang lain. Hati nurani pun terus ditutupi selaput sehingga hati nurani tidak lagi berbicara. Inilah yang terjadi kepada manusia yang terus hidup dalam dosa sehingga tidak terjadi lagi perang rohani. Dosa menjadi suatu kebiasaan dan menjadi sesuatu kenikmatan. Dosa menjadi kenikmatan karena manusia telah terikat oleh dosa itu, sehingga manusia tidak dapat untuk tidak melakukan dosa. Dosa menjadi sesuatu kebiasaan dan sesuatu mengerikan.
Lalu apa artinya Tuhan menyertai kita? Inilah yang berhubungan dengan hati nurani kita. Dia lahir di dalam hati nurani kita yang telah diselubungi oleh dosa. Yesus lahir di dalam hati nurani kita bukan karena dirinya bersih tapi karena kotor. Dari sinilah kita menemukan arti Tuhan menyertai kita dengan hati nurani kita yang terselubungi dengan dosa. Ada dua arti: pertama,pada saat kita meninggal. Pada waktu kita kita meninggal dunia, kita memiliki jaminan keselamatan bersama Allah, karena dalam perikop yang kita baca hari ini mengatakan “Akulah Jalan, kebenaran dan hidup.” Kita memiliki kepastian bahwa Yesus akan membawa manusia kepada Allah karena Dialah jalan satu- satunya, tidak ada yang lain. Kedua, pada saat kita hidup di dunia. Pada waktu kita terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka darah-Nya telah menyucikan dan menghapus selaput dosa yang menutupi hati nurani kita. Darah ini membuat hati nurani kita kembali berbicara. Hati nurani kita menjadi kembali berperang secara rohani. Namun sekarang kita tidak lagi nyaman untuk melakukan dosa. Ketika kita berbuat dosa kita menjadi tersiksa. Peperangan ini disebut Yesus dalam khotbahnya bahwa hidup manusia seperti ada dua jalan yaitu lebar dan sempit. Dua jalan ini pada satu tempat yaitu dunia namun berlawanan arah. Oleh sebab itu jalan sempit dapat dikatakan sebagai jalan yang melawan arus. Orang percaya adalah orang yang melawan arus dunia yang ingin membawa manusia kepada dosa. Dunia menawarkan dosa kepada orang percaya dengan begitu kuat, mudah dan cepat (internet dan media masa). Orang percaya begitu berat untuk melawan arus ini. Orang percaya butuh kekuatan untuk melawan arus tersebut. Di sinilah peran Tuhan Yesus karena Ia jalan bukan hanya waktu kita meninggal namun Ia jalan ketika kita hidup di dalam dunia ini. Dia masuk ke dunia untuk menerobos arus dunia ini. Dia hadir untuk berperang melawan dunia ini.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Diam di dalam anugrah-Nya, tidak ada satupun yang kuat melawan arus dunia ini. Tuhan yang akan berperang bagi kita, dan Dia berkata; “Aku akan menyertai kamu.” Kita diam di dalam Dia, tidak ada cara lain. Tidak ada cara lain selain kita merenungkan Firman Tuhan dan berlutut di hadapan-Nya. Kita dapat melakukan kebaktian bersama keluarga setiap malam untuk merenungkan Firman dan berdoa kepada Tuhan. Orang percaya adalah orang yang mau diam di dalam Tuhan. Hanya anugrah dan kebaikan Tuhan yang membuat kita kuat untuk melawan dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar