Roma
12:1-2
Ringkasan Khotbah Pdt. Gindo Manogi - Minggu, 28 Juni 2015
Mengapa
ada orang-orang yang tidak mau atau sulit untuk diajak beribadah di gereja? Tentu
saja mereka memiliki sejumlah alasan. Begitu juga bila ditanyakan “mengapa
orang-orang bersedia pergi beribadah ke gereja? Juga ada sejumlah alasan yang
bisa dikemukakan.
Di
bagian firman Tuhan ini, rasul Paulus mengajarkan satu pengajaran yang sangat
penting tentang beribadah: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah, aku
menasihatkan kamu.” Paulus mendorong jemaat di Roma, dan juga kita pada
saat ini, untuk beribadah karena mengingat “kemurahan Tuhan.” Dengan kata lain,
ibadah yang kita lakukan merupakan ungkapan syukur kita kepada Allah atas kasih
karunia, kebaikan dan belas kasihan Tuhan yang telah kita alami.
Anugerah
yang seperti apakah yang telah kita terima dari Allah? Dengan melihat kitab Roma pasal
1-11, maka kita mengetahui bahwa anugerah keselamatanlah yang dimaksud. Anugerah
keselamatn ini adalah anugera terbesar dan memiliki nilai yang tidak dapat
dibandingkan dengan apa pun: lebih berharga daripada jenjang karir yang sudah kita raih,
deposito dan
aset yang kita miliki, dsb. Jadi, ibadah merupakan respon
yang wajar dari orang-orang yang telah diselamatkan oleh Allah. itu bukanlah
sesuatu yang aneh, yang asing atau sesuatu yang berlebihan.
Berdasarkan
perikop yang kita baca, ada 3 hal yang mau kita pelajari tentang ibadah.
1.
Ibadah:
mempersembahkan tubuh pada Tuhan.
Banyak
orang beranggapan dan menuding orang Kristen mengajarkan kebebasan karena
dosanya telah ditebus. Pengajaran Alkitab tidaklah demikian. Ayat ini
menegaskan “persembahkanlah tubuhmu...itu adalah ibadahmu yang sejati.” Itu
berarti setelah seseorang diselamatkan maka “mempersembahkan tubuh” merupakan
sebuah konsekuensi yang harus dilakukannya.
“Mempersembahkan
tubuh” berarti memberikan seluruh keberadaan diri kita kepada Allah dan menjadi
milik Allah. Hal ini serupa dengan pengajaran Tuhan Yesus, “kasihilah kasihi
Tuhan Allahmu dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan segenap
akal budi.” Dengan demikian, ibadah itu bukan lagi berbicara tentang tempat,
keseragaman gerak, kostum, dsb., tapi seluruh aktivitas kehidupan kita (setiap
hari) sebagai sebuah ibadah dan persembahan kepada Allah. Hidup dan ibadah kita menyatakan penghormatan
kepada Allah.
2. Ibadah: sarana yang Tuhan pakai
untuk mengubah kita menjadi serupa dengan Allah.
Berulang
kali Alkitab mengajarkan bahwa Allah membentuk kita untuk menjadi serupa seperti
Yesus, Anak Allah atau menjadi serupa dengan Bapa. Ibadah merupakan salah satu
sarana yang Tuhan pakai untuk membawa kita menjadi serupa dengan Allah karena
di dalam ibadah, Allah seringkali menyatakan kehendak dan kebenaran-Nya bagi
kita. Dalam
Efesus 5, Paulus mengajarkan hal
ini “jadilah penurut-penurut Allah,” dalam hal kekudusan,
kasih
dan terang.
3. Ibadah: sarana yang Tuhan pakai
untuk dapat mengerti kehendak Allah.
Allah
memiliki kehendak dan panggilan-panggilan yang khusus bagi setiap kita. karena
itu, “mengerti kehendak
Allah” merupakan
unsur
yang penting
dalam
hidup
kita sebagai umat Tuhan. Namun, hal ini sulit dilakukan
karena kita mempunyai agenda-agenda pribadi dan akibatnya acapkali kita
mengabaikan kehendak Allah.
Ibadah merupakan salah satu cara yang Tuhan
pakai untuk menyatakan kehendak-Nya.
Banyak orang
diteguhkan setelah mengikuti ibadah, baik ibadah di gereja maupun
ibadah pribadi. Pesan-pesan
Tuhan yang disampaikan melalui pujian dan khotbah bisa menjadi alat di tangan Tuhan untuk
menyampaikan pesan-Nya bagi kita. Karena itu, betapa pentingnya kita mempersipakan hati kita dalam setiap ibadah kita untuk mengerti kehendak
Tuhan.
Karena
itu, marilah kita merenungkan: apakah yang menjadi kehendak Allah bagi saya? Apakah yang Allah kehendaki untuk saya lakukan ke depan? Kiranya Tuhan
menolong dan memberkati kita sekalian. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar