ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Jumat, 07 Juni 2013

Ringkasan Khotbah - "MENUHANKAN KRISTUS DI TENGAH SESAMA"

MENUHANKAN KRISTUS DI TENGAH SESAMA
Matius 22:34-40

Ringkasan Khotbah Pdt. Gindo Manogi - Minggu, 2 Juni 2013 

Kita pasti bersukacita ketika kita ditolong oleh orang lain. Karena itu, bagikanlah sukacita itu kepada orang lain, dengan cara membagikan kebaikan tersebut kepada orang lain. Sungguh, alangkah indahnya dunia kita ini bila kita semua melakukan hal tersebut.
Akan tetapi, pada zaman sekarang ini, hal itu sepertinya sesuatu yang mustahil terjadi! Mengapa? Karena kita hidup di dalam dunia yang semakin keras, ganas, dan kejam. Manusia hidup secara individualistis, dan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya. Bagaimana dengan kita, sebagai umat Tuhan? Apakah kita ikut larut dalam pola dunia ini? Ataukah kita tetap setia melaksanakan firman Tuhan, “kasihilah sesamamu manusia...”?
Tuhan Yesus menyatakan bahwa hukum yang kedua adalah “kasihilah sesamamu manusia....” Dari ayat ini kita mengetahui bahwa “mengasihi” merupakan “perintah.” Artinya, harus kita laksanakan. Juga Tuhan Yesus tidak menambahkan embel-embel, misalnya yang baik, yang ganteng, yang cantik, dsb. Itu menegaskan bahwa kita harus mengasihi sesama kita, walau apa pun keadaan orang tersebut.
Jika kita mengasihi sesama kita karena melihat keadaan orang yang hendak kita kasihi, maka kita tidak akan mau melakukannya (karena mereka adalah orang-orang yang menjengkelkan). Jika kita mengasihi sesama kita karena melihat keadaan diri kita sendiri, maka kita pun tidak akan mau melakukannya (karena kita merasa diri kita dirugikan). Kita mengasihi sesama kita karena kita mengasihi Allah kita. Itulah yang Tuhan Yesus ajarkan.
Dalam perikop di atas, Tuhan Yesus menyatakan "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Artinya, mengasihi Allah tidak dapat dilepaskan dari mengasihi sesama. Jika kita mengasihi Allah dengan segenap hati dan jiwa, maka kita pun haruslah melakukan perintah Allah dengan segenap hati dan jiwa pula. Salah satu perintah Allah adalah mengasihi sesama.
Perhatikan pengajaran Tuhan Yesus di dalam Matius 5:43-47. Dalam ayat 43, disebutkan “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.” Pada umumnya orang melakukan hal ini, membenci musuh. Tuhan Yesus mengajarkan hal yang berbeda, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Inilah yang menjadi kehendak Tuhan, yakni mengasihi, mendoakan dan memberkati orang-orang yang sudah merugikan diri kita. Di sinilah kita menerapkan firman Tuhan dengan setia.
Walaupun ini perintah, dan kita ingin melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, hal ini tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya tidak berjalan mulus. Ada kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Bisa jadi kesulitannya berasal dari dalam diri kita sendiri. Tapi bisa jadi dari orang lain. Berkenaan dengan kesulitan dari dalam diri, kita harus akui bahwa kita memiliki sifat egois. Kita ingin agar kepentingan kita didahulukan. Berkenaan dengan kesulitan dari luar diri kita, bisa jadi kita disalah mengerti, ditolak, bahkan ditipu, dipercaya dan diperalat oleh orang lain. Menghadap hal-hal seperti ini, mari kita belajar dari Tuhan Yesus: tatkala Yesus mendekati orang-orang berdosa, Ia disalah mengerti; tatkala Ia melayani, Ia pun ditolak. Tuhan Yesus  merendahkan hati sedemikian rupa, bahkan dengan rela hati disalib untuk menebus dosa-dosa kita. Tuhan Yesus dengan setia mengerjakan panggilan dan misi-Nya di dunia ini. Meskipun tidak selalu disambut dengan baik, tapi ia tetap mengasihi.
Rasul Paulus menasehatkan jemaat di Tesalonika, “Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya” (1 Tesalonika 4:9-10). Artinya, kita harus melakukanya lagi dan lagi. Ibu Teresa mengungkapkan:
  • Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud tersembunyi di balik perbuatan baik yang engkau lakukan itu. Tetapi tetaplah berbuat baik.
  • Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan teman-temanmu iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.
  • Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.
  • Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun dapat dihancurkan oleh orang lain dalam satu malam saja. Tetapi janganlah berhenti dan tetaplah membangun.
  • Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi tetaplah berbahagia.
  • Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi teruslah berbuat baik
Sebagai umat yang sudah ditebus dan dikasihi Allah, marilah kita membagikan kasih Allah bagi semua orang yang kita jumpai dan layani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar