ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Jumat, 07 Juni 2013

Ringkasan Khotbah - "YESUS ADALAH TUHAN DALAM KELUARGAKU"

YESUS ADALAH TUHAN DALAM KELUARGAKU
(1 Korintus 6 : 12 - 20)

Ringkasan Khotbah Pdt.Titus Liem - Minggu, 05 Mei 2013

Dari zaman dahulu sampai sekarang, pergumulan tentang "hidup kudus" menjadi masalah yang serius bagi anak-anak Tuhan. Terlebih hari ini, banyak media yang menawarkan segala sesuatu yang dapat merusak kekudusan dengan mudahnya.  Jika demikian apakah "menjaga kekudusan" itu masih relevan untuk dibicarakan? Bukankah hari ini jarang sekali orang yang kagum terhadap orang-orang yang hidup mempertahankan kekudusan, tetapi malah menertawakan, mencibirkan bibir dan menganggap mereka bodoh atau kurang gaul?  Jika demikian, masih adakah harapan dan jalan keluar bagi kita untuk memiliki sebuah kehidupan yang kudus?
Jika kita perhatikan konteks dekat dari bagian 1 Korintus 6, yaitu di pasal 5 dan 7, rupanya Paulus tengah berbicara  tentang sesuatu yang berkaitan dengan tubuh dan hawa nafsu. Di tengah kehidupan yang penuh godaan dan tantangan, Paulus berharap jemaat di Korintus dapat hidup dengan warna yang jelas sebagai anak-anak Tuhan, yaitu hidup kudus yang memuliakan Tuhan. Lalu bagaimanakah agar hidup itu memiliki warna yang jelas dan dapat memuliakan Allah?

1. Ingat: Tujuan Allah Menciptakan Kita.
Tubuh diciptakan sebagai milik Allah yang harus dipergunakan untuk memuliakan Allah. Karena itu, supaya hidup ini dapat memuliakan Allah maka sesunguhnya kita harus kembali kepada Allah yang menciptakan kita.  Allah menciptakan manusia bukan supaya manusia hidup dan berbuat sekehendak hatinya. 

2. Ingat: Tubuh Kita Adalah Bait Allah.
Ayat 19, dikatakan bahwa: "tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah." Dalam bahasa Yunani, ada dua kata yang dipakai untuk menerangkan bait, yakni hieron dan naos. "Hieron" menunjuk pada keseluruhan bangunan Bait Allah, sedangkan "naos" menunjuk kepada ruang mahakudus, di mana Allah hadir dan bertahta di situ. Kata naos inilah yang digunakan Paulus dalam ayat di atas. Ini berarti tubuh kita adalah ruang mahakudus yang didiami oleh Roh Kudus. Jika demikian, bagaimana mungkin kita menyerahkan tubuh kita untuk percemaran? Bahkan sekalipun satu hari, tubuh kita akan berhenti berfungsi dan kembali ke tanah, tapi ingat seperti yang Paulus katakan dalam ayat 14, bahwa Dia akan membangkitkan tubuh kita dari kematian dan mengubahnya dengan tubuh kemuliaan (lihat Tes. 4:13-18). Dengan demikian betapa berartinya tubuh kita ini dan  adalah suatu dosa kalau kita mencemari tubuh kita dengan percabulan.
Selain itu, ayat 19 ini mengingatkan kita tentang peristiwa Pentakosta yang membawa perbedaan dan perubahan yang besar terhadap para murid Tuhan Yesus. Pada masa lampau, Roh Kudus diam di dalam Kemah Suci dan di dalam Bait Allah. Tetapi setelah Pentakosta, tempat tinggal Allah berubah, bukan hanya di kemah suci atau di dalam sebuah bait, tetapi Roh Allah berdiam di dalam tubuh manusia.

3. Ingat: Kita telah dibeli atau Tebus dengan Harga Yang Sangat Mahal (ayat 20).
Di ayat 20, Paulus berkata: "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar." Kata "dibeli" dalam ayat ini mengingatkan kita pada pasar budak zaman dahulu. Dengan demikian, Paulus hendak menjelaskan bahwa orang-orang Kristen dahulu adalah budak-budak dosa, tapi sekarang telah ditebus dan dibayar lunas dengan kematian Kristus di atas kayu salib (I Petrus 1:18-19). Karena itu, kita sekarang telah menjadi milik Kristus yang sah. Maka dalam 1 Korintus 7:23, Paulus mengingatkan pembacanya: "Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba dosa." Demikian pula dalam Galatia 5:1  dan 13, Paulus berkata: "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." Karena itu pakailah tubuh kita untuk memuliakan Tuhan; bukan untuk percabulan dan hawa nafsu yang kotor melainkan menjadi senjata kebenaran (Roma 6:11-14).

4. Ingat: Muliakanlah Allah Melalui Tubuhmu.
Mengapa tubuh ini begitu penting?  Karena tubuh kita ada sangkut pautnya dengan tubuh kebangkitan atau tubuh mulia yang kelak akan dibangkitkan (Roma 8:9-11; 1 Kor. 15:42, 44). Di ayat 15-18 dikatakan bahwa tubuh orang Kristen merupakan anggota tubuh dari Kristus. Dalam bagian ini jelas menunjukkan hubungan orang Kristen dengan Tuhan seperti sebagai "suami-istri." Artinya sudah menjadi satu tidak bisa dipisah-pisahkan (Kej. 2:22-24; Mat. 19:3-5; Mrk. 3:7-9; Ef. 5:30-32). Dengan demikian hidup orang Kristen menjadi satu dengan Tuhan, sebab Roh Tuhan tinggal di dalam diri orang Kristen (Kol. 3:3-4). Kalau orang Kristen menajiskan diri sendiri (ayat 18b), maka ia juga mencemarkan tubuh Tuhan. Itu berarti, tubuh dapat dipakai untuk memuliaan Allah atau untuk melayani dosa.
Kita memang hidup di lingkungan yang penuh dengan godaan namun kita dapat hidup tanpa harus terlibat dan membiarkan godaan itu menguasai diri kita. Seperti halnya ungkapan dari Marthin Luther: "Kita tidak dapat menghalangi burung terbang di atas kepala kita, tapi kita dapat mencegah mereka membuat sebuah sarang di kepala kita." Dalam bulan keluarga ini, marilah kita berkomitmen untuk menjaga kekudusan hidup di hadapan Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar