YESUS ADALAH TUHAN DALAM KELUARGAKU
(1
Korintus 6 : 12 - 20)
Ringkasan Khotbah Pdt.Titus Liem -
Minggu, 05 Mei 2013
Dari zaman dahulu sampai sekarang, pergumulan tentang
"hidup kudus" menjadi masalah yang serius bagi anak-anak Tuhan.
Terlebih hari ini, banyak media yang menawarkan segala sesuatu yang dapat
merusak kekudusan dengan mudahnya. Jika
demikian apakah "menjaga kekudusan" itu masih relevan untuk
dibicarakan? Bukankah hari ini jarang sekali orang yang kagum terhadap
orang-orang yang hidup mempertahankan kekudusan, tetapi malah menertawakan,
mencibirkan bibir dan menganggap mereka bodoh atau kurang gaul? Jika demikian, masih adakah harapan dan jalan
keluar bagi kita untuk memiliki sebuah kehidupan yang kudus?
Jika kita perhatikan konteks dekat dari bagian 1 Korintus
6, yaitu di pasal 5 dan 7, rupanya Paulus tengah berbicara tentang sesuatu yang berkaitan dengan tubuh
dan hawa nafsu. Di tengah kehidupan yang penuh godaan dan tantangan, Paulus
berharap jemaat di Korintus dapat hidup dengan warna yang jelas sebagai anak-anak
Tuhan, yaitu hidup kudus yang memuliakan Tuhan. Lalu bagaimanakah agar hidup
itu memiliki warna yang jelas dan dapat memuliakan Allah?
1. Ingat: Tujuan Allah Menciptakan Kita.
Tubuh diciptakan sebagai milik Allah yang harus
dipergunakan untuk memuliakan Allah. Karena itu, supaya hidup ini dapat
memuliakan Allah maka sesunguhnya kita harus kembali kepada Allah yang
menciptakan kita. Allah menciptakan
manusia bukan supaya manusia hidup dan berbuat sekehendak hatinya.
2. Ingat: Tubuh Kita Adalah Bait Allah.
Ayat 19, dikatakan bahwa: "tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah."
Dalam bahasa Yunani, ada dua kata yang dipakai untuk menerangkan bait, yakni hieron
dan naos. "Hieron" menunjuk pada keseluruhan
bangunan Bait Allah, sedangkan "naos" menunjuk kepada ruang
mahakudus, di mana Allah hadir dan bertahta di situ. Kata naos inilah yang
digunakan Paulus dalam ayat di atas. Ini berarti tubuh kita adalah ruang
mahakudus yang didiami oleh Roh Kudus. Jika demikian, bagaimana mungkin kita
menyerahkan tubuh kita untuk percemaran? Bahkan sekalipun satu hari, tubuh kita
akan berhenti berfungsi dan kembali ke tanah, tapi ingat seperti yang Paulus
katakan dalam ayat 14, bahwa Dia akan membangkitkan tubuh kita dari kematian
dan mengubahnya dengan tubuh kemuliaan (lihat Tes. 4:13-18). Dengan demikian
betapa berartinya tubuh kita ini dan
adalah suatu dosa kalau kita mencemari tubuh kita dengan percabulan.
Selain itu, ayat 19 ini mengingatkan kita tentang
peristiwa Pentakosta yang membawa perbedaan dan perubahan yang besar terhadap
para murid Tuhan Yesus. Pada masa lampau, Roh Kudus diam di dalam Kemah Suci
dan di dalam Bait Allah. Tetapi setelah Pentakosta, tempat tinggal Allah
berubah, bukan hanya di kemah suci atau di dalam sebuah bait, tetapi Roh Allah
berdiam di dalam tubuh manusia.
3. Ingat: Kita telah dibeli atau Tebus dengan Harga Yang
Sangat Mahal (ayat 20).
Di ayat 20, Paulus berkata: "Sebab kamu telah dibeli
dan harganya telah lunas dibayar." Kata "dibeli"
dalam ayat ini mengingatkan kita pada pasar budak zaman dahulu. Dengan
demikian, Paulus hendak menjelaskan bahwa orang-orang Kristen dahulu adalah
budak-budak dosa, tapi sekarang telah ditebus dan dibayar lunas dengan kematian
Kristus di atas kayu salib (I Petrus 1:18-19). Karena itu, kita sekarang telah
menjadi milik Kristus yang sah. Maka dalam 1 Korintus 7:23, Paulus mengingatkan
pembacanya: "Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena
itu janganlah kamu menjadi hamba dosa." Demikian pula dalam Galatia 5:1 dan 13, Paulus berkata: "Supaya kita
sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah
teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." Karena itu pakailah
tubuh kita untuk memuliakan Tuhan; bukan untuk percabulan dan hawa nafsu yang
kotor melainkan menjadi senjata kebenaran (Roma 6:11-14).
4. Ingat: Muliakanlah Allah Melalui Tubuhmu.
Mengapa tubuh ini begitu penting? Karena tubuh kita ada sangkut pautnya dengan
tubuh kebangkitan atau tubuh mulia yang kelak akan dibangkitkan (Roma 8:9-11; 1
Kor. 15:42, 44). Di ayat 15-18 dikatakan bahwa tubuh orang Kristen merupakan
anggota tubuh dari Kristus. Dalam bagian ini jelas menunjukkan hubungan orang
Kristen dengan Tuhan seperti sebagai "suami-istri." Artinya sudah
menjadi satu tidak bisa dipisah-pisahkan (Kej. 2:22-24; Mat. 19:3-5; Mrk.
3:7-9; Ef. 5:30-32). Dengan demikian hidup orang Kristen menjadi satu dengan
Tuhan, sebab Roh Tuhan tinggal di dalam diri orang Kristen (Kol. 3:3-4). Kalau
orang Kristen menajiskan diri sendiri (ayat 18b), maka ia juga mencemarkan
tubuh Tuhan. Itu berarti, tubuh dapat dipakai untuk memuliaan Allah atau untuk
melayani dosa.
Kita memang hidup di lingkungan yang penuh dengan godaan
namun kita dapat hidup tanpa harus terlibat dan membiarkan godaan itu menguasai
diri kita. Seperti halnya ungkapan dari Marthin Luther: "Kita tidak dapat
menghalangi burung terbang di atas kepala kita, tapi kita dapat mencegah mereka
membuat sebuah sarang di kepala kita." Dalam bulan keluarga ini, marilah
kita berkomitmen untuk menjaga kekudusan hidup di hadapan Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar