ALAMAT GEREJA

Jl. Semeru 30 | Jl. Arif Margono 18
Telp. (0341) 366099 | (0341) 361949 | Fax. (0341) 325597
Email: gkkkmalang@yahoo.com | Admin blog: gielmanogi@gmail.com


Jumat, 26 Juli 2013

RINGKASAN KHOTBAH - Ibadah Yang Hormat, Tertib dan Sukacita

Ibadah Yang Hormat, Tertib dan Sukacita
(Mazmur 122:1-5, Ibrani 12:28-29, I Korintus 14:40)

Ringkasan Khotbah Ev. Conny Benyamin - Minggu, 30 Juni 2013

Untuk apakah kita datang ke gereja di hari Minggu? untuk beribadah? Atau ada maksud lain? Sebelumnya, mari kita membaca sepenggal kisah film “Les Miserable.” Diceritakan tentang seorang tokoh bernama Jean Valjean yang baru keluar dari penjara. Kondisi penjara zaman itu sangat mengerikan. Dia lalu menginap di sebuah rumah pastori, dan diajak makan malam bersama oleh pendeta tua. Valjean ditanya, “kejahatan apa yang kamu telah lakukan?” Valjean menjawab," mungkin aku membunuh seseorang... Bagaimana kamu tahu bahwa 'aku' tidak akan membunuh-mu?" Pendeta itu membalas, "bagaimana kamu tahu bahwa 'aku' tidak akan membunuh-mu?" Lalu pendeta itu meminta Valjean agar mereka dapat saling mempercayai.
Namun di malam hari, Valjean mencuri perlengkapan perak yang tersimpan di lemari sang pendeta. Ia kemudian melarikan diri. Sampai ketika hari sudah terang, beberapa polisi datang ke pastori dengan membawa Valjean. Para polisi kemudian mengatakan mereka baru saja menangkap Valjean dan menemukan bahwa dia kedapatan membawa beberapa barang perak yang pasti milik sang pendeta. Tetapi sang pendeta justru mengingatkan Valjean yang katanya lupa membawa lilin perak yang telah ia berikan ke Valjean. Para polisi bingung, tapi mereka menerima penjelasan dari pendeta itu dan meninggalkan Valjean dengan sang pendeta.
Ketika tinggal mereka berdua, sang pendeta meminta Valjean menjadi manusia baru. Valjean bertanya, "Mengapa kamu melakukan ini? Jawab pendeta, “Aku telah membeli jiwamu dengan perak-perak itu.” Sang pendeta telah menebus dan membeli Valjean dan menyerahkan Valjean kepada Tuhan. Ia meminta Valjean tidak mencuri lagi dan menjadi orang baik. Valjean tidak pernah melupakan penebusan yang dilakukan pendeta tua itu. Ia kemudian menjadi orang yang sangat kaya dan banyak menolong orang dengan kekayaannya dan bersyukur dengan menjadi orang baik. Ia menunjukkan sikap bakti karena telah menerima anugerah penebusan yang hebat yang ditunjukkan sang pendeta. Demikianlah juga hidup kita. Atas dasar apa kita datang beribadah kepada Tuhan? Bukankah atas dasar syukur yang mendalam karena Kristus telah menebus dosa-dosa kita. Jadi, bagaimana seharusnya sikap kita?
A. Sikap Hormat (Ibrani 12:28-29). Pada zaman Musa, ketika Allah menyatakan kehadiran-Nya di gunung Sinai, yang ditandai dengan awan gelap dan petir yang menyambar-nyambar, bangsa Israel tidak berani mendekati gunung itu atau berdiri melewati batas yang ditetapkan. Kalau mereka melewati batas, mereka akan tersambar hadirat Tuhan dan mati. Tapi kini, jika kita datang dengan tidak hormat dan sopan dalam ibadah, Tuhan tidak langsung menyambar kita seperti zaman Musa. Ingatlah bahwa waktu ini adalah waktu kesabaran Tuhan, tapi ada waktunya Tuhan menghukum.
Sikap hormat datang dari hati yang bersyukur, menyadari bahwa hidupnya telah di tebus oleh Tuhan Yesus. Pada waktu kita hendak beribadah kepada Tuhan, siapkanlah hati, bukan saja di gereja tapi sudah dimulai sebelum ke gereja. Persiapan hati akan mempengaruhi persiapan fisik kita. Salah satu sikap hormat kita dalam ibadah adalah mengikuti seluruh liturgi dalam kebaktian dari awal sampai akhir, menikmati persekutuan dengan Tuhan dengan menghormati mengikuti dan menghargai semua instruksi yang diberikan oleh liturgos

B. Sikap sopan dan teratur (I Korintus 14:40). Dalam bahasa Inggris menggunakan kata decent dan order (sopan dan teratur), dalam bahasa Yunani euschemonos (gabungan kata eu dan schemon) dalam bentuk adverbal yang berarti seemingly, becomingly manner and way atau patut, pantas dan selaras. Kata schemon adalah kata yang menunjukkan bagaimana kita merespons kehadiran seseorang: sikap , tutur kata, semua yang berkaitan dengan panca indra kita, dalam berhubungan dengan orang lain. Sedangkan kata teratur, bahasa Yunaninya taxis. Joshepus menggunakan kata itu untuk mendeskripsikan camp angkatan perang Romawi yang begitu rapi, disiplin dan teratur. Dengan kata lain, ia menggunakan kata ini untuk mendeskripsikan cara ibadah atau penyembahan mereka yang dilakukan dengan sangat khidmat dan teratur.
Paulus menggunakan kata ini untuk mendeskripsikan euschemon atau kesopanan jemaat, ketertiban atau keteraturan jemaat yang begitu indah. Ia memerintahkan kita untuk melaksanakan ibadah dengan 'sopan' dan 'teratur.' Bagaimana kita menyikapi ibadah yang tertib dan teratur? Perlu disadari bahwa di dalam ibadah penontonnya hanya satu yaitu Tuhan. Siapakah pemainnya? Kita semua. Contoh, persiapan paduan suara waktu mau tampil (kostum, sikap, keselarasan suara, sesuai dengan musik, anggota tidak boleh menyanyi lagu lain, sikap berdiri, warna map dan lainnya), semua harus selaras, mengikuti aba-aba dirigen. Oleh karena Tuhan yang Maha Kuasa adalah satu-satunya penonton, apakah yang mau kita persembahkan kepada-Nya?

C. Bersikap Sukacita Mazmur 122:1-5. Ayat 1-2, apa yang membuat pemazmur datang ke rumah Tuhan? Mengapa mereka bersukacita? Bandingkan dengan kita yang datang ke gereja: apa yang membuat kita datang ke gereja? Pada masa itu orang-orang yang datang ke rumah Tuhan saling mengajak, baik anggota keluarga dan teman-teman mereka. Dengan saling mengajak tercipta semangat, antusias datang ke rumah Tuhan, seperti kita akan pergi bersama-sama ke acara orang yang kita sayangi, hormati yang kita junjung tinggi. Demikianlah perasaan pemazmur waktu mau datang ke rumah Tuhan, yakni bersukacita, takjub dan kagum. Demikianlah waktu kita diundang datang ke rumah Tuhan.
Marilah kita meningkatkan kualitas ibadah kita: pertama, dengan lebih menyiapkan diri waktu akan datang beribadah kepada Tuhan, sebagai sikap hormat kita kepada Tuhan; kedua, marilah  kita bangun sikap yang sopan dan tertib; ketiga, marilah kita beribadah ke rumah Tuhan dengan sukacita dan semangat sebagai wujud dari kegembiraan kita menanggapi undangan Tuhan untuk datang ke rumah-Nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar